Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh dalam ikatan damai sejahtera ….

(Efesus 4:3)

Agus, Marla, dan Tina adalah teman-teman Sekolah Minggu Didi dan Kiki. Agus adalah orang Sunda dari Cianjur. Marla adalah orang Batak dari Medan. Tina adalah orang Jawa dari Solo. Meski berbeda suku, mereka semua berteman baik. Didi dan Kiki juga merasa senang memiliki teman dari berbagai daerah. Mereka bisa saling mengasihi di dalam Tuhan.

Adik-adik, mari kita baca Efesus 4:1-6! Hidup bersatu adalah ciri khas persekutuan orang Kristen. Bersatu bukan karena satu suku atau satu bangsa, melainkan bersatu sebagai keluarga di dalam Yesus. Jadi, meski berbeda suku dan bangsa, kita bisa hidup saling peduli dan membantu di dalam kasih Tuhan. Dengan demikian, jemaat tidak boleh bertengkar karena perbedaan suku, atau perbedaan pendapat satu sama lain.

Adik-adik, perbedaan suku adalah bukti kemahakuasaan Tuhan. Itu bukan ancaman, melainkan kekayaan yang harus kita syukuri. Karena itu, bela-jarlah bersahabat dengan semua orang. Begitu pula di gereja, jadilah sahabat yang baik bagi semua orang. Apa pun suku mereka, bersikaplah penuh kasih. Ingat, di dalam Yesus, kita adalah saudara. Jadi, tetaplah hidup bersatu.

Doa:       Bapa di Surga, mampukan kami selalu hidup bersatu di dalam Tuhan

                 meskipun kami berasal dari suku yang berbeda.

                 Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa. Amin.