
KELEMAHAN TUBUH? SIAPA TAKUT!

… tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot,
namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.
Sebab penderitaan … mengerjakan … kemuliaan kekal ….
(2Kor. 4:16-17)
Umur Rasul Paulus sekitar 65 tahun. Bila dibandingkan dengan orang seusianya, kondisi tubuh Rasul Paulus jauh lebih lemah. Hal ini tidak mengherankan, sebab penderitaan fisiknya ternyata sangat berat akibat prinsip hidupnya dan perilaku orang lain yang menentang dan membencinya. Selain itu, ia sering tidak makan dan dalam bahaya, bahkan nyaris mati, ketika melakukan perjalanan yang jauh dan menguras tenaganya. Tetapi hati dan jiwa Rasul Paulus tidak ikut lemah, malah dari hari ke hari justru semakin kuat. Apakah rahasianya dan apakah pengalamannya bisa menjadi teladan bagi kita para lansia?
Sepanjang hidup kita, kondisi fisik dapat dipengaruhi oleh penderitaan, kemiskinan, dan kejahatan orang lain. Biasanya hati kita juga ikut menjadi lemah dan membuat kita meragukan kasih dan penyertaan Tuhan. Namun hal ini tidak terjadi pada Rasul Paulus. Mengapa? Karena ia percaya penuh pada Tuhan. Ia telah belajar bersyukur dalam kondisi apa pun dan dapat melihat kemuliaan Tuhan yang tersedia baginya kelak. Mungkin iman kita tidak sebesar iman Rasul Paulus, tapi bukankah iman sebesar biji sesawi pun dapat memindahkan gunung?RAS
DOA:
Tuhan, tolong kami supaya dapat lebih memusatkan perhatian pada
kasih karunia Tuhan, bukan pada kelemahan tubuh kami. Amin.
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama