Keluaran 20: 1-21

“Akulah TUHAN, Allah-mu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir,

dari tempat perbudakan.”

(Kel. 20:2)

 

 

 

 

Pada tahun 2016, dalam Dialog Nasional Gerakan Nasional, Tjahjo Kumolo yang menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri menyatakan bahwa negara Indonesia adalah negara yang unik. Sebagai negara hukum, Indonesia tercatat mendapat rekor MURI di dunia sebagai negara perundang-undangan. Lebih dari 43.000 peraturan perundang-undangan, belum termasuk peraturan gubernur, peraturan walikota, belum lagi kepala desa atau lurah. Tetapi, banyaknya peraturan, ternyata tidak membuat Indonesia lebih tertib dibanding negara lainnya.

 

 

Peraturan dan hukum dibuat untuk mengatur agar segala sesuatu menjadi baik. Begitu juga dengan Kesepuluh Hukum/Sepuluh Perintah yang diberikan oleh Allah. Pada masa itu, peraturan yang dimiliki oleh orang Yahudi sangatlah banyak. Namun, Allah memberi tuntunan dan merangkumnya dalam Sepuluh Perintah. Pernyataan dalam ayat 2, menjadi latar belakang dari apa yang Allah berikan pada Israel. Allah adalah Allah yang penuh kasih. Ia telah melakukan berbagai perbuatan besar bagi bangsa Israel dan akan terus melakukan perbuatan besar bagi banyak orang. Ia ingin orang-orang yang percaya kepada-Nya hidup dengan baik, maka Ia memberi tuntunan. Tidak perlu beratus-ratus perintah untuk dipatuhi, hanya sepuluh perintah, yang mana perintah 1 sampai 4 mengatur hubungan antara Allah dengan manusia, dan perintah 5 sampai 10 mengatur hubungan antara manusia dengan sesamanya.

 

 

Youth, Allahlah yang Empunya hidup kita. Ia memberi pedoman untuk memudahkan kita hidup berkenan di hadapan-Nya. Apakah kita bersyukur atau merasa terkekang dengan pedoman yang Ia berikan? Bagaimana sikap kita memandang Sepuluh Perintah Allah? Bersediakah kita melakukannya?

 

 

1. Apa bedanya Sepuluh Hukum Tuhan dengan Hukum Kasih?
2. Perintah mana yang paling sulit untuk kita taati?

 

 

Pokok Doa: Mensyukuri setiap tuntunan Tuhan.