Yohanes 20:19-23

“Damai sejahtera bagi kamu!

Sama seperti Bapa mengutus Aku,

demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.”

(Yoh. 20:21)

 

 

 

 

Tono dan Budi adalah sahabat karib. Mereka berbeda keyakinan. Ketika dewasa, Tono menjadi pendeta, Budi menjadi ustad. Suatu hari dalam perjalanan menuju ke kota, mereka harus melewati sebuah sungai yang arusnya cukup deras. Budi mengetahui bahwa Tono takut air, maka Budi menggendong Tono. Ketika digendong, Tono berucap, “Wah ini berita besar, seorang pendeta naik haji.” Mereka pun terbahak-bahak. Ketika sampai di ujung sungai, Budi dengan sengaja menjatuhkan Tono ke air dan berucap, “Baru kali ini ada seorang ustad membaptis pendeta.” Indahnya hidup damai dalam perbedaan.

 

 

Keadaan yang damai tentu menjadi dambaan semua orang. Ketika Yesus menjumpai murid-murid yang ada dalam kondisi duka, Yesus menyapa dengan sapaan damai sejahtera. Yesus mengetahui bahwa itu adalah hal yang paling dibutuhkan oleh murid-murid-Nya. Sebelum Yesus mengutus para murid untuk menjadi saksi-Nya, Yesus memperlengkapi mereka dengan “damai” yang daripada-Nya. Tanpa perasaan damai, tentu tugas menjadi saksi dapat terkendala. Damai dalam hal ini dikaitkan juga dengan peran Roh Kudus yang diberikan kepada kita. Roh Kudus membantu kita merasakan bahwa dalam setiap tugas yang diberikan bagi kita, Kristus senantiasa menyertai dan memampukan kita.

 

 

Youth, saat ini kita pun ditugaskan untuk menjadi saksi-Nya. Kita bukan hanya diberikan damai, melainkan kita harus mewujudkan damai dalam hidup kita. Mari hidup damai dengan semua orang, bahkan dengan yang berbeda dengan kita. Yakinlah Roh Kudus senantiasa memperlengkapi kita.

 

 

1. Apa yang dimaksud dengan ”menghembusi Roh Kudus” ?
2. Apa saja peran Roh Kudus dalam hidup kita?

 

 

Pokok Doa: Peka terhadap peran Roh Kudus