7
Sep

BERTEMAN DI DALAM DOA

Abraham datang mendekat dan berkata: “Apakah Engkau

akan melenyapkan orang benar bersama-sama dengan orang fasik?”

(Kej. 18:23)

 

 

 

Fenomena muenshakai dipakai oleh orang-orang Jepang untuk menyebutkan ancaman kematian baru karena hilangnya chien dan ketsuen, yaitu terputusnya keterikatan sosial (shaen), relasi di dalam keluarga, dan orangtua. Seseorang mati bukan karena bunuh diri tetapi karena kehidupan masyarakat perkotaan yang individualistis. Rupanya ada banyak juga orang lanjut usia yang mengalami kondisi fenomena muenshakai ini. Mereka mengalami kesendirian justru karena mereka terbiasa hidup secara individualis.

 

 

Kisah Abraham yang berdoa untuk Sodom dan Gomora memberikan prinsip hidup yang baik bagi kita para lansia. Meskipun Abraham sudah ditinggalkan oleh Lot, tetapi Abraham tetap melibatkan dirinya dengan kehidupan Lot dan masyarakatnya. Abraham bisa saja berpikir individualis, tetapi Abraham justru mengambil peran sebagai pendoa untuk hidup dan masa depan mereka. Sikap hidup Abraham yang peduli pada hidup orang lain dapat menjadi cara kita keluar dari jebakan sikap hidup individualistis. Sikap itu bisa kita latih dengan cara yang Abraham lakukan, yaitu mulai belajar mendoakan orang lain yang dekat maupun yang jauh. Dengan demikian, Sobat Lansia tidak mengalami kesendirian karena melalui doa kita terhubung dengan orang lain.

 

 

DOA:

Tuhan Yesus, hari ini kami ingin mendoakan

orang-orang yang kami ingat dan pedulikan. Amin.

Multiple Ajax Calendar

September 2020
S M T W T F S
« Aug   Oct »
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
27282930  

Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:

Rp. 70.000,-/tahun

Rp. 8.000,-/eksemplar


Pembayaran melalui:

Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua

A/C No. 165 0000 558743

a.n. Yayasan Komunikasi Bersama

Marketing


BCA Bidakara

A/C No. 450 558 9999

a.n. Yayasan Komunikasi Bersama


Persembahan Kasih melalui:

BCA Bidakara

A/C No. 450 305 2990

a.n. Yayasan Komunikasi Bersama