15
Sep

BATU SANDUNGAN

Roma 14:13-15:2

Sebab itu marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera

dan yang berguna untuk saling membangun.

(Rm. 14:19)

 

 

 

 

Saya ingat masa-masa saya masih bersekolah dulu. Di mana pun sekolahnya dan berapa pun jumlah siswa di kelas, selalu ada anak yang menjadi trouble-maker. Dia selalu menjadi perhatian guru dan teman-temannya. Entah berbuat iseng sampai bikin keributan di kelas atau “tampil beda” dari kepala sampai kaki. Potongan rambutnya atau setelan seragamnya biasanya anti-mainstream. Selain itu, para trouble-makers juga tidak suka diatur oleh siapa pun. Jadi penasaran, bagaimana kabarnya ya para trouble-makers itu sekarang? Masih sama seperti dulu ataukah sudah bertobat? Beberapa yang saya tahu, ada yang benar-benar berubah, ada juga yang makin trouble hidupnya.

 

 

Bagi Paulus, trouble-maker itu disebut batu sandungan. Namun, mungkin konteksnya berbeda. Batu sandungan yang dimaksud Paulus bisa terjadi di mana saja dan bisa terjadi pada siapa saja. Di saat kita kurang peka dan melakukan sesuatu yang tidak lazim atau salah, bisa saja kita menjadi batu sandungan bagi orang lain. Dalam teks ini, Paulus berbicara bagaimana urusan “makan” dapat menjadi batu sandungan. Beberapa kelompok masyarakat di Roma ada yang mengharamkan makanan, salah satunya orang Yahudi. Maka, orang Kristen diingatkan untuk menghargai sesamanya yang berbeda. Jangan sampai gara-gara makanan orang Kristen justru menjadi batu sandungan.

 

 

Youth, kita perlu belajar untuk peka dan mampu menempatkan diri dengan baik. Urusan “makan” adalah hal yang sepele, tetapi bisa menjadi masalah besar jika akhirnya membuat orang lain tidak nyaman. Demi damai sejahtera dan kesatuan, marilah kita upayakan untuk tidak menjadi batu sandungan.

 

 

  1. Apa inti pesan Paulus dalam ayat 17?
  2. Apakah damai selalu lebih baik daripada konflik?

 

 

Pokok Doa: Kepekaan untuk menghargai sesama.

Multiple Ajax Calendar

September 2020
S M T W T F S
« Aug   Oct »
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
27282930  

Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:

Rp. 70.000,-/tahun

Rp. 8.000,-/eksemplar


Pembayaran melalui:

Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua

A/C No. 165 0000 558743

a.n. Yayasan Komunikasi Bersama

Marketing


BCA Bidakara

A/C No. 450 558 9999

a.n. Yayasan Komunikasi Bersama


Persembahan Kasih melalui:

BCA Bidakara

A/C No. 450 305 2990

a.n. Yayasan Komunikasi Bersama