Yohanes 12:20-33

“… tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.”

(Yoh. 12:24)

 

 

 

Leo Tolstoy berkata, “Manusia tidak akan memiliki apa pun selama ia takut terhadap kematian. Akan tetapi, mereka yang tidak takut akan memiliki segalanya.” Kematian begitu menakutkan bagi banyak orang. Di masyarakat kita bahkan beredar prinsip “Daripada saya yang mati, lebih baik dia yang mati.” Artinya, apa pun bisa dilakukan demi menyelamatkan diri sendiri.

 

 

Suatu ketika, beberapa orang Yunani datang mencari dan menemui Tuhan Yesus. Mereka datang untuk mengagumi-Nya, bahkan mungkin untuk menjadi murid-Nya. Kerinduan orang Yunani itu menjadi tanda tersendiri bagi Tuhan Yesus bahwa telah tiba saatnya Ia dimuliakan. Pemuliaan di sini memiliki arti penyaliban, saat Ia akan ditinggikan di atas kayu salib. Tuhan Yesus sadar diri-Nya bagaikan biji gandum yang harus dipendam dan mati sehingga karya-Nya membuahkan kehidupan bagi semua orang. Ia harus mati agar umat manusia beroleh penebusan dan keselamatan. Ia menolak dan melawan prinsip dunia yang biasanya mengorbankan sesama demi keselamatan diri sendiri. Ajaran-Nya sangat jelas bahwa orang yang mementingkan diri sendiri pada akhirnya akan kehilangan segalanya, termasuk kehilangan nyawanya di kekekalan.

 

 

Youth, egoisme manusia terus merusak dunia ini. Manusia bersaing untuk menjadi yang pertama dan terutama. Pekerja saling sikut demi uang. Politikus saling jegal demi jabatan. Pengusaha saling serang demi peluang. Di tengah situasi ini, ingatlah ajaran Tuhan Yesus tentang pengorbanan. Belajarlah untuk berkorban demi kebaikan semua orang. Jauhi kecurangan dan kekerasan. Tegakkan kasih dan keadilan. Percayalah, pengorbanan kita pasti berbuah manis.

 

 

1. Apa tanggapan Tuhan Yesus ketika mendengar orang Yunani mencari-Nya?
2. Pengorbanan apa saja yang pernah Anda lakukan untuk kebaikan sesama?

 

 

Pokok Doa: Kerelaan untuk berkorban bagi sesama.