Markus 10:32-34

“Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia

akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat,

dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati.”

(Mrk. 10:33)

 

 

 

“Untuk kuliah lapangan nanti, Randi yang akan menjadi kapten kalian,” kata Pak Doni, dosen Metodologi Penelitian. “Baik, Pak,” jawab Randi lirih. “Kamu tampak ragu menerima tugas ini, Ran?” tanya Erick. “Betul kamu, Rick. Saya memang pernah menjadi ketua kelompok. Tapi, waktu itu anggota kelompoknya hanya 6 orang. Sementara Pak Doni menunjuk saya untuk menjadi kapten dari seluruh mahasiswa yang ada di kelas ini. Ada 70 orang. Saya ragu saya mampu,” jawab Randi. “Begini, Ran, sebagai kapten kamu kan bisa membentuk tim kecil untuk menolongmu. Saya siap untuk menjadi bagian dari tim kecil tersebut. Bagaimana?” kata Erick menawarkan bantuan. “Wah terima kasih ya, Rick. Tantangan tidak seharusnya membuat kita surut,” jawab Randi.

 

 

Untuk kali yang ketiga, Yesus memberitahukan kepada para murid dan pengikut-Nya bahwa Ia akan menderita di Yerusalem. Mengetahui bahwa di depan ada kesulitan yang mengadang bisa direspons dengan dua cara. Pertama, lari atau menghindar (flight). Bukan cara ini yang dipilih Yesus. Dalam bacaan kita hari ini, Yesus malah mengajak para murid dan pengikut-Nya untuk pergi ke Yerusalem. Kedua, menghadapi kesulitan (fight). Ini yang dipilih Yesus.

 

 

Youth, hidup ini tidak lepas dari adanya kesulitan demi kesulitan. Tidak ada kehidupan yang di dalamnya tersedia melulu kesenangan atau kebahagiaan. Di dalamnya pasti terdapat tantangan, hambatan atau bahkan ancaman. Saat menghadapinya bagaimana sikapmu? Mundur? Lari? Atau, tetap melangkah maju? Sesungguhnya, tantangan bukanlah untuk dihindari, sebab di balik tantangan terkandung aneka berkat sebagai buah ketekunan.

 

 

1. Di saat para pengikut-Nya ketakutan, apa yang Yesus lakukan?
2. Apa yang membuatmu dapat tangguh dalam menghadapi kesulitan?

 

 

Pokok Doa: Kekuatan dalam menghadapi kesulitan.