Wahyu 14:12

Yang penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus,

yang menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus.

(Wahyu 14:12)

Dunia pernah dihebohkan oleh seorang pria yang bernama Bob Wieland. Ia berhasil mencapai garis finis paling akhir di lomba lari maraton New York pada 1986. Wieland tercatat di Guinness Book of Records sebagai orang cacat pertama yang menyelesaikan lari maraton. Ia kehilangan kedua kakinya ketika menjadi tentara. Sepanjang lintasan maraton itu, Wieland jatuh dan berjuang untuk bangkit. Dalam sebuah wawancara, ia berkata, “Kebahagiaan yang saya rasakan bukan dari apa yang saya dapatkan, tetapi dari proses untuk mendapatkannya. Saya harus menyelesaikan apa yang sudah saya mulai.”

Itulah ketekunan. Ketekunan seperti itulah yang Yohanes harapkan dimiliki jemaat-jemaat dalam keadaan apa pun. Tekun untuk menaati perintah Tuhan, bukan diri sendiri atau manusia. Tekun di dalam iman untuk mencari jawab dari setiap persoalan yang dihadapi. Mengapa? Karena ketekunan akan membuat seseorang berjuang sampai titik darah penghabisan untuk sebuah tujuan yang ingin dicapai, yaitu kemenangan di dalam Yesus Kristus. Yohanes sadar bahwa hal itu perlu ditekankan supaya jemaat-jemaat tidak memiliki iman dan daya juang yang kendur, tetapi selalu memandang kepada Kristus yang sudah berjuang juga sampai akhir.

Teens, apakah saat ini kamu juga sedang berjuang di dalam menjalankan perintah Tuhan dan imanmu? Hal itu memang tidak mudah. Akan tetapi, ingatlah bahwa orang yang tekun bukan berarti tidak pernah jatuh, melainkan orang yang selalu bangkit dari kejatuhan. Tekun bukan berarti imanmu tidak pernah goyah, melainkan kamu mencari makna dalam perjalanan imanmu. Ada sebuah ungkapan “Saat dirimu mulai lelah berjuang, ingatlah kembali alasan mengapa kamu mau memulainya.” Alasan itu akan memberikan semangat, keyakinan, dan keberanian agar tetap berjuang untuk menunjukkan kualitas iman kita dan menyenangkan hati Tuhan.