BAHAYA KETAMAKAN
“Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu.”
(Luk. 12:15)
Sudah beberapa kali saya berhadapan dengan klien konseling yang mengalami kerugian besar dalam investasi mereka. Para klien ini bukan orang yang tidak berpengalaman di dunia kerja dan bisnis. Mereka rata-rata telah memasuki masa pensiun dan memiliki relasi yang sangat luas. “Saya kok merasa seperti digendam atau dihipnotis, ya, Pak Wepe, jadi percaya begitu saja,” tutur salah seorang yang mengalami hal tersebut. “Sebelum berpikir jauh ke sana, sebaiknya jujur dengan diri sendiri, Bapak dan Ibu, apakah ada keinginan untuk mencari dan mengumpulkan uang lebih banyak lagi?” begitulah biasanya jawaban saya. Keinginan yang berlebihan, alias ketamakan, akan membutakan kemampuan rasional seseorang.
Sobat Lansia, kita membutuhkan uang untuk menjalani kehidupan ini. Berapa banyak yang kita butuhkan? Secukupnya, bukan? Namun, seperti yang tertulis dalam firman Tuhan, selalu ada godaan bagi manusia untuk menjadi tamak. Tamak berarti menginginkan lebih banyak dan lebih banyak lagi. Seolah-olah hidup dan mati kita ditentukan oleh kekayaan. Padahal tentu tidak demikian, bukan? Hidup dan mati kita ditentukan oleh Tuhan. Belajarlah untuk merasa cukup dalam segala perkara, agar ketamakan itu tak membutakan mata hati dan pikiran kita.
DOA :
Tuhan, berikan pada kami hari ini makanan kami yang secukupnya dan ajarlah kami untuk senantiasa bersyukur dalam segala keadaan. Amin.
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama