Markus 10:2-16

“Aku berkata kepadamu : Sesungguhnya, barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya.”

(Mrk. 10:15)

Perkataan Kristus dalam teks Alkitab ini bisa jadi merupakan salah satu ayat yang membingungkan bagi sebagian orang, khususnya orangtua. Orangtua tentu mengharapkan anakanaknya dapat bertumbuh menjadi makin dewasa seiring bertambahnya usia mereka. Mereka selalu mengajarkan bagaimana anaknya bersikap dan bertindak secara lebih dewasa dan meninggalkan “kekanak-kanakan” mereka. Lantas, mengapa Kristus mengatakan bahwa kita perlu menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil?

Jawabannya mungkin dapat kita temukan dalam kaitannya dengan kisah perceraian yang mendahului kisah Yesus memberkati anak-anak. Kisah tersebut dimulai dengan pernyataan eksplisit bahwa orang Farisi mau mencobai Yesus (ay. 2). Dalam teguran Yesus kepada mereka, Yesus mengatakan bahwa hal perceraian tersebut, akhirnya terjadi karena “ketegaran hatimu” (ay. 5). Kedua hal itu sangat kontras dengan kepolosan anak-anak yang hadir dan akhirnya mendapat berkat dari Kristus (ay. 16). Kemungkinan besar, kualitas itulah yang Yesus maksudkan dalam ayat 15, yaitu kualitas seseorang yang memang datang kepada Tuhan tanpa maksud-maksud tersembunyi di baliknya; orang yang hatinya tidak tegar, melainkan mau menerima anugerah Tuhan dengan sepenuh hati mereka.

Youth, masihkah kita bersemangat untuk mencari Tuhan? Ataukah kita sudah menjadi orang-orang yang terlalu disibukkan dengan segala kesibukan dan intrik di dunia ini? Kiranya renungan pada hari ini mengingatkan kita kembali untuk menjadi orang-orang yang terus mencari Tuhan sepanjang hidupnya.

1. Mengapa orang menghalangi anak-anak itu untuk datang kepada Yesus?

2. Bagaimana cara menjaga semangat untuk mencari Tuhan di tengah kesibukan?

Pokok Doa :  Hati yang terarah pada Tuhan dalam setiap aspek kehidupan.