RUMPUT DI SEPATU
Orang yang murah hati berbuat baik kepada diri sendiri, tetapi orang yang kejam menyiksa badannya sendiri.
(Ams. 11:17)
Menaruh rumput di sepatu, di malam hari tanggal 5 Desember, adalah sebuah tradisi yang berasal dari Eropa. Dipercaya bahwa pada malam itu, Sinterklas akan berkeliling membagikan hadiah bagi anak-anak yang baik. Ia akan datang ke rumah di mana ada rumput di dalam sepatu atau segelas susu sehingga rusanya dapat beristirahat. Tradisi ini muncul dalam rangka peringatan hari Santo Nikolas, yaitu tanggal 6 Desember. Tradisi menaruh rumput ini mungkin sudah hampir hilang, tidak lagi banyak diceritakan. Namun, ada nilai yang baik bagi anak-anak, yaitu mereka diajar bukan sekadar menerima sesuatu dari Sinterklas, tapi juga memberikan apa yang diperlukan oleh Sinterklas dan rusa-rusanya.
Sobat Lansia, seiring dengan waktu, kita semakin memahami arti memberi dan menerima. Tentu adalah hal yang menyenangkan ketika kita menerima sesuatu, apakah itu hadiah atau perhatian dari orang lain. Lambat laun, orang pun lebih mementingkan “menerima” daripada “memberi.” Hari ini, kita mau mengingat kembali untuk menjadi pribadi yang bersedia “memberi,” bahkan memberi yang terbaik kepada mereka yang membutuhkan sehingga kita dapat menjadi orang-orang yang murah hati dalam kehidupan kita.
DOA :
Tuhan, ajarlah kami untuk menjadi orang-orang yang murah hati dan bersedia memberi yang baik kepada sesama kami. Amin.
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama