Efesus 2:11-22

Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu “jauh”, sudah menjadi “dekat” oleh darah Kristus.

(Ef. 2:13)

Indonesia dikenal sebagai bangsa yang damai dan rukun. Bhinneka Tunggal Ika menjadi semangat menghargai di tengah perbedaan. Keberagaman diakui bersama. Namun, kesatuan terancam pada masa kini. SARA dijadikan isu untuk memecah belah dan mengotak-ngotakkan. Kedekatan dan keakraban masyarakat terancam karena pembedaan dan perpecahan.

Penyekatan dan pembedaan yang berujung saling menjauh juga dialami oleh jemaat Efesus. Paulus mendapati bahwa ada pembedaan di antara anggota jemaat Efesus. Mereka tersekat dan terkelompok. Ada kelompok Yahudi yang asli keturunan Israel. Ada kelompok Yunani yang merupakan penduduk asli di Efesus. Segregasi kelompok terjadi. Sentimen identitas kesukuan dan kebangsaan menguat. Mereka yang tadinya bersatu menjadi terkotakkotak. Oleh karena itu, Paulus mengingatkan mereka bahwa tidak ada lagi pembedaan di dalam Kristus. Yesus Kristus mempersatukan semua golongan. Salib Kristus mendekatkan mereka. Tidak ada yang dijauhi dan dilupakan. Darah Kristus yang menyucikan telah menghancurkan tembok penyekat di antara masyarakat.

Youth, perbedaan yang adalah anugerah sering kali berubah menjadi pembedaan. Hal itu terjadi karena kita mengotak-ngotakkan orang lain. Kita yang tadinya dekat dan telah bersatu menjadi saling menjauh dan tercerai-berai. Kristus telah berkorban bagi kita dan telah mempersatukan dengan kasih-Nya. Masakan kita mau menghancurkan karya-Nya yang telah memperdamaikan kita? Jadi, tetap jaga persatuan, ya! Hargai dan cintailah perbedaan yang ada. Jadikanlah kasih sebagai dasar pengikat dan pemersatu di kehidupan kita.

1. Apa yang membuat jemaat Efesus saling menjauh?

2. Bagaimana caranya menjaga kesatuan dan kedekatan antarsesama?

Pokok Doa : Berani memperjuangkan kesatuan dalam perbedaan.