Ulangan 9:15-24

“Bahkan kamu menentang Tuhan, sejak aku mengenal kamu.”

(Ul. 9:24)

Benci, tetapi sayang. Apakah Anda pernah merasakannya? Kita sayang sekaligus benci kepada seseorang. Bagaimana bisa? ”Ya, sayang aja, tetapi sikapnya itu, lo, enggak nahan.” Mungkin itu yang dapat kita jelaskan. Ketika bertemu, kita mungkin lebih banyak bertengkar. Namun, kalau orang itu mengalami kesulitan, kita malah ikut sibuk, panik, dan berusaha membantu semampu kita.

Perasaan benci, tetapi sayang dirasakan juga oleh Musa kepada bangsa Israel. Sejak bangsa Israel masih di Mesir, Musa sudah mengenal karakter bangsa Israel, apalagi saat bangsa Israel diajak keluar dari Mesir. Berkali-kali Musa marah terhadap sikap mereka. Bahkan, akibatnya, Musa tidak dapat memasuki tanah perjanjian. Bangsa Israel seolah-olah tidak pernah jera berbuat salah dan menerima akibat dari perbuatan mereka. Karena marah, Musa menghancurkan dua loh batu dari Tuhan. Namun, bangsa Israel memiliki banyak alasan untuk membenarkan perbuatannya, termasuk saat mereka membuat lembu emas dan menyembahnya. Musa pun berdoa dan berpuasa 40 hari 40 malam agar Tuhan tidak murka dan menghukum mereka. Luar biasa kesabaran Musa. Tidak salah Tuhan memilih Musa untuk memimpin bangsa Israel.

Youth, Musa marah dan benci terhadap perbuatan bangsa Israel, tetapi tidak membenci bangsa Israel. Ia tetap mendoakan mereka, memohon agar murka Tuhan tidak menimpa mereka. Bahkan, Musa tetap setia memimpin bangsa Israel sesuai dengan perintah Tuhan. Saat ini kalau kita merasa kesal terhadap seseorang, janganlah membenci orangnya. Sebaliknya, seperti Musa, doakanlah orang itu dan mohon kepada Tuhan untuk memperbaiki sikapnya. 

1. Mengapa Musa begitu sabar menghadapi bangsa Israel?

2. Sejauh mana kesabaran Anda menghadapi orang yang sulit untuk berubah?

Pokok Doa: Kesabaran untuk memahami orang lain.