Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.

(1Kor. 13:4)

Sader Issa, dokter gigi asal Suriah, mengungkapkan perasaannya dibesarkan oleh seorang ayah yang menderita down syndrome. Ayahnya bernama Jad. Jad menunjukkan banyak cinta dan berusaha menjadikan masa kecil anaknya senormal mungkin seperti anak kecil kebanyakan. Sader mengaku bangga dan tidak malu memiliki ayah seperti Jad. Jad telah mengajarinya cinta kasih dan menjadi seseorang yang mampu menghargai orang lain. Begitu pula sang ayah, ia bersyukur punya anak baik seperti Sader.

Sahabat Lansia, memang tidak patut meremehkan orang lain, apa pun itu keadaannya. Sebagai pengikut Kristus, kasih yang tulus menjadi karakter utama yang harus kita miliki. Kristus sendiri memberikan kasih-Nya dengan sempurna, tanpa meremehkan siapa pun yang berdosa. Kasih-Nya tidak berdasarkan kepentingan sendiri. Kasih-Nya tidak tergantung pada situasi atau keadaan yang berubah-ubah. Kasih Kristus tidak membedakan rupa, penampilan, status, warna kulit atau harta kekayaan. Ia rela datang ke dunia dan mati di kayu salib supaya kasih Allah dinyatakan bagi semua. Oleh karena itu, tidak pantas bagi kita untuk menjadi tinggi hati. Sebaliknya, baiklah kita saling menghargai dan saling mendukung supaya kita semua makin maju dalam kasih dan kebaikan ilahi.

DOA:

Ya Tuhan, kiranya kami dapat menjadi pribadi yang rendah hati dan tidak meremehkan orang lain. Biarlah kami mampu mengasihi orang lain. Amin.