1 Tawarikh 12:1-22

“… jika untuk menyerahkan aku dengan tipu muslihat kepada lawanku … biarlah Allah nenek moyang kita melihat itu dan menghukum kamu.”

(1 Tawarikh 12:17)

Suatu kali saya mendengar cerita dari seorang kawan yang memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya dan membangun sebuah studio foto bersama teman masa kecilnya. Namun, kerja sama bisnis mereka ini justru menjadi awal dari segala permasalahan di antara mereka berdua. Semua masalah itu dimulai dari hal sepele. Sayangnya, tidak ada penyelesaian secara baik-baik di antara mereka. Akhirnya, salah seorang justru membawa kabur barang-barang milik bersama tanpa ada komunikasi apa pun. Kerja sama yang mereka bangun untuk merancang bisnis studio foto tersebut pun tidak dilanjutkan lagi. Bahkan, relasi pertemanan di antara mereka pun hancur.

Kita memerlukan hikmat Tuhan agar mampu mengenali yang bekerja sama dengan kita. Hal inilah yang menjadi bagian dari kisah mula-mula Daud sebelum menjadi raja Israel. Pada saat itu, Daud masih harus menyingkir dari Israel karena Saul terus mengejarnya dan ingin membunuhnya. Ketika ada banyak orang yang hendak bergabung dengan Daud untuk menjadi bala tentaranya, Daud menyambut mereka dengan sebuah tantangan. Jika mereka datang untuk bergabung dengan Daud supaya akhirnya bisa membawa Daud untuk diadili di depan Saul, maka Daud menolak untuk menerima mereka. Belajar dari Daud, kita pun perlu berhikmat dalam bekerja sama dengan orang lain.

Teens, bahaya tipu daya, baik tipu daya dari orang yang kita anggap dekat dan percaya maupun tipu daya dari orang-orang yang kita tidak kenal, memang besar sekali dalam kehidupan masa kini. Dalam menghadapi situasi ini, kita perlu iman percaya kepada Allah yang akan memberikan keadilan dan perlindungan. Dalam pengharapan inilah, kita dipanggil untuk tetap kuat dan percaya bahwa Allah menolong kita walaupun banyak orang menjebak kita dengan berbagai tipu daya. Di dalam kasih Allah, kita menemukan penawar dari segala tipu daya.