MENGINGAT TETAPI MENGAMPUNI (2)
Pada waktu pembelaanku yang pertama tidak seorang pun yang membantu aku, semuanya meninggalkan aku – kiranya hal itu jangan ditanggungkan atas mereka ….
(2Tim. 4:16)
Dari pengalaman perjalanan hidup kita, mana yang lebih mudah kita maafkan, musuh yang melukai atau sahabat yang berkhianat? Musuh dapat mengadang dan melukai dari depan, tetapi bagaimana dengan sahabat yang berkhianat dan menusuk kita dari belakang? Saya rasa pengkhianatan sahabatlah yang sulit terlupakan. Apakah kita mempunyai dan masih mengingat pengalaman seperti ini?
Sahabat Lansia, Paulus bukan hanya mengingat musuhnya, Aleksander, yang telah melukainya. Namun, ia juga mengingat apa yang dilakukan anggota jemaat terhadap dirinya. Pada saat ia harus menghadapi pengadilan dan membutuhkan kehadiran rekan yang memberi semangat, mereka justru meninggalkannya. Namun, Paulus tak mengatakan kalimat-kalimat yang menghujat. Ia justru memohon agar Tuhan memberikan pengampunan bagi mereka yang telah melukainya. Sebuah sikap yang mencerminkan kehadiran Kristus di dalam kehidupannya. Kristus yang pernah menderita, tetapi menaikkan doa pengampunan bagi mereka yang melukainya. Mari kita menjalani hidup dalam jejak dan semangat Paulus dan Yesus Kristus. Mari kita mengampuni mereka yang bersalah dan memohonkan pengampunan Bapa di surga.
DOA:
Tuhan, ajarlah kami mengampuni seperti Yesus Kristus yang juga mengampuni mereka yang bersalah. Amin.
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama