Mazmur 56

Sengsaraku Engkaulah yang menghitung-hitung, air mataku Kautaruh ke dalam kirbat-Mu. Bukankah semuanya telah Kaudaftarkan?

(Mazmur 56:9)

Dalam hidup ini, adakalanya kita berjumpa dengan orang (atau justru diri kita sendiri) yang mengalami penderitaan bertubi-tubi karena orang-orang di sekitarnya. Dulu seorang teman saya di SMA pernah menjadi korban bullying satu kelas, bahkan meluas ke satu angkatan, hanya karena dirinya pendiam dan suka menggambar anime Jepang. Bullying ini terjadi terus-menerus hingga menimbulkan luka pada hatinya. Kelulusan SMA pun menjadi momen kami terakhir kali bertemu dengannya. Sampai saat ini, tak ada lagi kabar sama sekali tentang dirinya. Bahkan, ia tidak bisa ditemukan di media sosial mana pun.

Tak jarang bullying yang dilakukan dengan alasan bercanda di kelas menjadi hal yang sangat menakutkan dan menyakitkan. Dalam duka dan derita inilah, sebagai orang percaya kita dipanggil untuk bisa menghadirkan kasih dan perlindungan Allah. Dalam Mazmur 56 pemazmur menceritakan mengenai rasa sakit dan derita yang begitu rupa, tetapi juga mengisyaratkan kepada kita bahwa semua sengsara yang dialami manusia pasti Allah perhitungkan. Allah menghitung setiap tetesan air mata. Setiap seruan minta tolong sampai kepada Allah yang mengasihi manusia.

Teens, berkaca dari inilah, kita sebagai umat Allah perlu melakukan sesuatu saat melihat ada orang di sekitar kita dalam derita. Jangan biarkan perlakuan jahat yang menusuk hati itu terlalu lama mereka alami. Allah adalah pembela mereka yang tersakiti dan terkhianati. Kita, sebagai umat-Nya, dipanggil untuk mewartakan bahwa Allah yang mengasihi setiap manusia mau hadir dan menolong setiap pribadi yang terluka, tersakiti, dan teraniaya. Bukan tidak mungkin, suatu saat kita juga akan mengalami penderitaan tersebut. Jangan pernah diam dan abai atas derita orang lain. Ingatlah bahwa tangisan mereka adalah tangisan Allah juga.