MENGHUKUM DENGAN BERAT HATI
Yehezkiel 11:1-25
Dan kamu akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, karena kelakuanmu tidak selaras dengan ketetapan-ketetapan-Ku dan peraturan-peraturan-Ku tidak kamu lakukan ….
(Yeh. 11:12)
Filsuf Friedrich Nietzsche mengatakan bahwa penderitaan Allah dimulai ketika Ia mengasihi manusia. Benarkah demikian? Dalam teks Alkitab hari ini, Nabi Yehezkiel diutus untuk menyampaikan penghukuman Allah bagi Israel. Israel dihukum karena para pemimpinnya tidak segan menumpahkan darah (ay. 6). Seorang dari mereka bahkan mati pada saat Yehezkiel belum selesai mengungkapkan nubuatnya. Hal itu membuat Yehezkiel merasa berat hati sebab sesungguhnya ia juga tidak ingin melihat bangsanya dihukum.
Kalau Yehezkiel saja melakukan tugasnya dengan berat hati, dapatkah kita membayangkan bagaimana perasaan Allah ketika menjatuhkan penghukuman bagi Israel? Ia tentu mengasihi Israel lebih daripada Yehezkiel mengasihi bangsanya itu. Namun, Allah tetap harus memberi ganjaran atas perbuatan orang-orang kejam dan tidak adil yang memerintah di sana. Sebab, kejahatan bangsa yang dikasihi-Nya itu telah menghancurkan banyak orang. Allah harus bertindak untuk menghentikan kejahatan itu.
Menghukum orang yang kita cintai selalu menyakitkan. Allah merasakannya juga ketika Ia harus menghukum umat-Nya yang berlaku kejam, tidak adil serta menindas orang-orang lemah. Karena itu, setiap kali kita tergoda untuk bersikap kejam atau berlaku tidak adil atau menindas orang lemah, mari kita mengingat Allah yang akan sangat menderita apabila kita melakukannya.
REFLEKSI:
Hal yang sangat membuat Allah menderita adalah ketika Ia harus menghukum orang yang dikasihi-Nya.
Mzm. 23; Yeh. 11:1-25; Why. 5:1-10
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama