Yehezkiel 20:39-44

“… tidak memperlakukan kamu selaras dengan tingkah lakumu yang jahat dan busuk ….”

(Yeh. 20:44)

 

 

Connor Hanifin dan Francis Duddy adalah sepasang sahabat yang sering menghabiskan waktu bersama. Suatu hari mereka bepergian bersama dan Connor mengendarai mobil dalam keadaan mabuk. Akhirnya, mobil yang mereka kendarai mengalami kecelakaan. Connor selamat dari kecelakaan, tetapi sahabatnya, Francis, meninggal dunia. Ketika pemakaman berlangsung, ayah Francis memberikan pidato. Dalam pidatonya ia menyampaikan pesan yang luar biasa. Ia berkata, “Francis ingin kau hidup, Connor. Dan kami memberikan maaf sebesar-besarnya untukmu.”

 

Kisah tadi mengungkapkan “kasih yang meskipun”. Ayah Francis tetap mengasihi Connor meskipun anaknya meninggal karena kelalaiannya. Demikian pula dengan kasih Tuhan pada bangsa Israel dalam teks Alkitab hari ini. Bangsa Israel adalah bangsa yang tidak stabil. Terkadang mereka mengasihi Tuhan, tetapi terkadang sebaliknya. Tuhan tetap mengasihi bangsa Israel meskipun bangsa Israel terkadang tidak mengasihi Tuhan. Kasih Tuhan ini merupakan kasih yang tanpa syarat, bukan kasih yang bersyarat.

 

Youth, “kasih yang meskipun” inilah yang juga harus kita lakukan. Terkadang kita tergoda untuk mengasihi orang lain jika kita dikasihi. Kalau demikian, maka kasih kita adalah “kasih yang jika” atau kasih yang bersyarat. Karena itu, mari kita mengasihi orang lain dengan tulus. Berani mengasihi teman kita meski belum tentu ia mengasihi kita juga. Mengasihi saudara meski belum tentu kasih kita dibalas. Mengasihi tetangga kita meski kita tidak begitu mengenal mereka. Selamat mengasihi dengan tulus.

 

1. Mengapa bangsa Israel mudah melupakan kasih Tuhan?

2. Apa yang membuat kita sulit mengasihi dengan tulus?

 

 

Pokok Doa: Mau mengasihi dengan tulus.