Filipi 2:3-4

Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada
dirinya sendiri ….

(Filipi 2:3)

Setiap orang senang mendapat pujian. Ketika berhasil dalam sebuah perlombaan, kita merasa senang dan merasa diri hebat. Dalam kehebatan dan keberhasilan itu kita bisa saja merendahkan orang lain. Kita menjadi pribadi yang tinggi hati dan lupa bahwa kehebatan dan keberhasilan itu datangnya dari Tuhan. Kita juga bisa merendahkan orang lain dengan tidak mau bergaul dengan mereka seakanakan mereka lebih rendah status sosialnya. Tanpa kita sadari kita malah bisa tergoda mem-bully orang lain. Memang menjadi pribadi yang rendah hati itu tidak mudah.

Paulus menyampaikan nasihat agar menjadi jemaat yang rendah hati. Jemaat diharapkan menjadi pribadi yang rendah hati sebagaimana Yesus yang rendah hati. Teladan Yesus yang rendah hati itulah yang mau disampaikan oleh Paulus. Yesus telah lebih dahulu memberikan contoh menjadi pribadi yang rendah hati. Paulus menyadari bahwa sehebat apa pun dirinya, di hadapan Tuhan itu semua anugerah kemurahan-Nya semata. Jika orang masih dapat hidup, maka itu karena kemurahan Tuhan saja. Karena itu, sebagai manusia, tidak ada yang perlu disombongkan.

Teens, kita tidak perlu membanggakan diri. Semua yang kita punya adalah pemberian Tuhan. Semua karena anugerah-Nya bila kita diberkati-Nya. Apa yang dapat kita banggakan jika semua yang kita miliki adalah pemberian dari Tuhan? Jika kita menyadari bahwa semua yang kita miliki adalah pemberian dari Tuhan, maka kita akan menjadi pribadi yang rendah hati. Kita tidak akan merendahkan orang lain. Ketika kita berhasil dalam banyak hal, justru pada saat itulah kita dipanggil untuk berbagi pengalaman dan berkat bagi orang lain.