Lukas 12:49-56

“Kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi? Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan pertentangan.”

(Luk. 12:51)

 

 

Tidak sedikit gereja di Indonesia yang memperingati “Bulan Keluarga” setiap bulan Oktober. Hal ini dilakukan karena keluarga dianggap bagian penting dari perjalanan iman orang Kristen. Namun, kalau kita membaca teks Alkitab hari ini, ada satu hal yang mungkin membingungkan kita. Yesus mengatakan bahwa Ia datang bukan untuk membawa damai, melainkan pertentangan. Bukan sekadar pertentangan
dengan orang lain, melainkan dengan keluarga. Apakah berarti mengikut Yesus membuat kita menjadi antikeluarga?

 

Untuk memahami maksud Yesus tersebut, kita perlu memperhatikan Lukas 12:49. Ayat 49 memulainya dengan melemparkan api, lalu disambungkan dengan baptisan-Nya. Api di dalam Alkitab identik dengan Roh Kudus. Baptisan Yesus merupakan tanda bahwa Yesus menjalankan misi keselamatan dari Allah. Menjalankan misi keselamatan dalam tuntunan Roh Kudus terkadang menimbulkan permasalahan tersendiri bagi kehidupan di tengah keluarga. Maka, setiap pengikut Kristus harus bersiap menghadapi berbagai tantangan dalam tugas pelayanan yang Tuhan percayakan, termasuk di tengah keluarga. Kita harus selalu bersiap dan berupaya untuk bisa melakukan tugas pelayanan kita dengan baik, termasuk di tengah keluarga. Terkadang kita melupakan hal itu dan membuat kita menjadi terlalu sibuk dengan pelayanan di luar dibandingkan keluarga kita sendiri.

 

Youth, hari ini kita diingatkan agar kita dapat terus berjuang untuk mengatasi berbagai tantangan dalam pelayanan kita. Hal ini termasuk dalam tantangan bersama keluarga. Mari kita upayakan dalam tuntunan Tuhan.

 

1. Apa maksud Yesus mengatakan Ia datang untuk membawa pertentangan?

2. Bagaimana cara kita untuk dapat melakukan pelayanan kita dengan baik, termasuk di tengah keluarga kita?

 

 

Pokok Doa:

Berbagai tantangan dalam pelayanan.