Matius 25:31-46

“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.”

(Matius 25:40)

Orang miskin kerap kali dianggap sebagai yang paling hina di dunia ini. Mereka acap kali dipandang sebelah mata. Bahkan, mereka sering kali diusir dan dijauhi. Bunda Teresa, seorang biarawati Katolik, justru menunjukkan sikap yang berbeda. Ia menyerahkan hidupnya untuk melayani kaum miskin. Ia berjalan berkeliling India untuk mencari orang-orang miskin yang sakit dan tak punya tempat tinggal. Dengan penuh kasih Bunda Teresa membawa mereka ke rumah sakit yang dibangunnya dan merawat mereka tanpa mengharap imbalan apa pun. Bunda Teresa adalah ibu bagi kaum papa.

Biasanya kesalehan diartikan sebatas ritual keagamaan. Mereka yang baik dan benar adalah mereka yang menjalankan hukum agama dengan taat: rajin berdoa, membaca Alkitab, dan tak pernah alpa menghadiri ibadah di gereja. Yesus mengecam pemahaman seperti itu. Kesalehan seseorang ditentukan oleh sikapnya terhadap orang lain. Segala bentuk ritual agama menjadi sia-sia jika tidak dibarengi oleh tindakan cinta kasih. Bahkan, dengan gamblang Yesus mengajarkan bahwa apa yang dilakukan seseorang terhadap orang yang paling hina berarti ia telah melakukannya untuk Tuhan.

Teens, kita sering kali memilih kepada siapa kita ingin berbuat baik. Perbuatan baik yang kita lakukan sekadar menjadi balasan atas perbuatan baik yang kita terima. Kita cenderung mengabaikan mereka yang kita anggap tidak penting untuk diperhatikan. Coba lihat sekelilingmu. Ada banyak orang yang sering kali terlupakan dan dipandang sebelah mata. Ada pengemis yang kamu jumpai di pinggir jalan. Ada gelandangan yang tak punya tempat tinggal. Ada anak-anak telantar yang tak punya orangtua sehingga harus mencari makan dengan menjadi pengamen. Ada teman yang dijauhi karena dianggap bodoh. Apakah kamu sudah melakukan kebaikan kepada mereka?