Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau, maka Aku memberikan manusia sebagai gantimu, dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu.

(Yes. 43:4)

Pernahkah Sobat Lansia memperhatikan bunga rumput yang tumbuh liar? Sering kali kita hanya mengagumi bunga-bunga yang dirangkai indah oleh penjual bunga atau tertata di taman. Namun, saat kita bisa mencermati sungguh-sungguh sebuah bunga rumput yang tumbuh liar dan mungkin juga akan segera mati, maka di sana kita akan melihat salah satu keindahan ciptaan Tuhan.

Jika sebuah bunga rumput saja begitu berharga di hadapan Tuhan sehingga Ia menciptakan dengan begitu indahnya, apalagi manusia yang adalah ciptaan-Nya yang istimewa. Hal inilah yang disampaikan oleh Nabi Yesaya kepada bangsa Israel saat mereka sedang dalam pembuangan. Kondisi yang sangat sulit membuat mereka tidak dapat melihat penyertaan Tuhan. Pemahaman bahwa bangsa Israel adalah bangsa yang berharga dan dikasihi Tuhan menjadi sebuah topangan yang kuat bagi mereka dalam menjalani kehidupan. Demikian pula hidup kita. Sebagai anakanak Tuhan, kita semua adalah orang-orang yang berharga di hadapan-Nya, dan Ia begitu mengasihi kita. Itulah sebabnya Tuhan memberikan diri-Nya mati di atas kayu salib untuk kita. Karena itu, kita juga harus belajar menghargai dan mengasihi diri kita sendiri, dan juga sesama kita.

DOA:

Ucapan syukur senantiasa kami panjatkan ke hadirat-Mu, ya Tuhan, karena Engkau begitu mengasihi kami. Biarlah kami juga boleh belajar mengasihi diri kami sendiri, kehidupan kami, dan juga sesama. Amin.