2 Raja-raja 5:20-27

Jawabnya: “Selamat! Tuanku Elisa menyuruh aku mengatakan: Baru saja datang kepadaku dua orang muda dari pegunungan Efraim dari antara rombongan nabi. Baiklah berikan kepada mereka setalenta perak dan dua potong pakaian.”

(2 Raja-raja 5:22)

Para ahli dalam studi dengan topik Civic Honesty Around the Globe pada tahun 2019 menerangkan, “Tanpa kejujuran, banyak janji bisa dilanggar, kontrak tak dipenuhi, pajak tak dibayar, dan pemerintah menjadi korup.” Sebuah bangsa dapat mengalami kehancuran ketika tidak ada kejujuran di dalamnya. Acapkali banyak orang mengorbankan nilai-nilai kejujuran dalam hidupnya karena tuntutan ekonomi. Karena ingin mengeruk keuntungan sebesar-besarnya, orang memilih tidak jujur atau membohongi sesamanya.

Demikian juga dengan Gehazi, bujang Elisa. Setelah Naaman pergi, Gehazi pergi mengejar Naaman tanpa memberi tahu Elisa. Ia membohongi Naaman dan meminta upah yang ditolak oleh Elisa atas kesembuhan Naaman dari sakit kustanya. Ketamakan membuat Gehazi berperilaku tidak jujur. Bahkan, ketika ditanya oleh Elisa, Gehazi masih saja berbohong. Ketika ditanya ia dari mana saja, Gehazi menjawab tidak dari mana-mana. Satu kebohongan akan melahirkan kebohongan lainnya. Sebagai konsekuensi atas tindakannya, akhirnya penyakit kusta Naaman pun berpindah ke Gehazi, bahkan hingga ke anak cucunya.

Teens, kejujuran sangatlah penting dalam kehidupan kita. Kejujuran harus menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari semua aktivitas yang kita jalani. Kejujuran juga akan membawa dampak positif bagi kehidupan. Dari penelitian yang dilakukan oleh Prof. Anita E. Kelly di University of Notre Dame dinyatakan bahwa makin sedikit seseorang berbohong, maka ia akan makin sehat dan bahagia. Ini selaras dengan satu kata bijak yang mengatakan bahwa, “Berkata jujur membawa ketenteraman hati, sedangkan berbohong menimbulkan kebimbangan.” Kejujuran adalah pilihan terbaik yang harus kita ambil.