Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah ….

(Rm. 12:2)

“Waktu dulu masih muda, saya kuat melakukan banyak hal. Saya terbiasa pergi ke berbagai tempat. Bekerja dari pagi sampai malam pun bisa. Sekarang? Boro-boro bisa pergi ke banyak tempat, dari rumah ke gereja saja sudah sulit. Jalan sebentar sudah terasa sesak napas. Sekarang badan cepat lelah, belum lagi ada darah tinggi, kolesterol dan diabetes. Wah, susah deh, pokoknya,” komentar seorang opa di sebuah pertemuan.

Memang, hidup itu selalu mengalami perubahan. Sesuatu yang dulu terasa mudah, sekarang menjadi sesuatu yang sulit. Perubahan-perubahan yang terjadi bukan hanya dari segi fisik, tetapi juga keterampilan, bahkan pemikiran. Hal ini sangat disadari oleh Rasul Paulus karena ia pun mengalami perubahan yang cukup besar dalam hidupnya. Paulus yang semula adalah seorang yang membenci Kristus, kemudian berubah menjadi seorang pengikut Kristus. Dalam ayat nas kita hari ini, Paulus mengingatkan kita bahwa perubahan yang seharusnya terjadi dalam hidup kita adalah perubahan oleh pembaruan budi. Perubahan yang demikian akan menolong kita agar dapat menjalani hidup dengan lebih baik. Perubahan terbesar bukan dalam hal fisik, tetapi pada cara berpikir dan sudut pandang
kita yang berkenan kepada Allah.

DOA:

Ubahlah kami, ya Tuhan, seturut dengan kehendak-Mu, agar hidup kami menjadi hidup yang berkenan di hadapan-Mu. Amin.