2 Raja-raja 6:24-33

Kemudian bertanyalah raja kepadanya: “Ada apa?” Jawab perempuan itu: “Perempuan ini berkata kepadaku: Berilah anakmu laki-laki, supaya kita makan dia pada hari ini, dan besok akan kita makan anakku laki-laki. Jadi kami memasak anakku dan memakan dia.”

(2 Raja-raja 6:28-29) 

“Sampai kapan saya harus bersabar? Sabar itu kan ada batasnya!” keluh seorang pelanggan ketika ia diminta menunggu beberapa saat. Pada umumnya manusia tidak suka menunggu terlalu lama karena menunggu bagi banyak orang identik dengan membuang waktu. Apalagi, di era serbainstan saat ini, mungkin tak banyak orang yang punya kesabaran untuk menunggu.

Setelah era tenang, pasukan Aram mengepung Israel kembali. Aram secara sengaja memutus suplai makanan ke daerah Israel. Akibatnya, bencana kelaparan pun terjadi di Israel. Tampaknya karena saking laparnya, terjadilah peristiwa mengerikan. Ada perempuan yang tega memakan anaknya sendiri. Ketidaksabaran para ibu membuat mereka mengambil jalan pintas mengerikan. Padahal, jika mereka mau bersabar sedikit saja, sebetulnya, tak lama kemudian tentara Aram undur diri. Pada akhirnya Israel mendapatkan makanan yang cukup dan semua itu terjadi tanpa ada pertempuran dengan pasukan Aram (lihat 2Raj. 7:7).

Teens, menantikan sesuatu yang kita harapkan terkadang sangat menjenuhkan dan membutuhkan kesabaran ekstra. Karena itu, kita perlu melatih diri menjadi seorang yang sabar dalam segala situasi. Orang Jawa mengatakan, “Ojo grusa-grusu!” Seperti petani menunggu panen dengan penuh harapan, demikianlah idealnya kita menunggu waktu Tuhan dinyatakan. Tentu saja menunggu dengan penuh harapan tidak berarti kita berdiam diri saja. Tetaplah lakukan upaya-upaya yang positif. Lakukanlah yang terbaik sambil melangkahlah senantiasa dalam iman percaya kepada Tuhan. Bersabarlah!