2 Raja-raja 7:1-2

Tetapi perwira, yang menjadi ajudan raja, menjawab abdi Allah, katanya: “Sekalipun TUHAN membuat tingkaptingkap di langit, masakan hal itu mungkin terjadi?”

(2 Raja-raja 7:2)

Thomas Andrews adalah seorang pebisnis dan perancang kapal asal Irlandia. Ia bertugas merancang kapal pesiar megah RMS Titanic. Ketika seorang reporter bertanya tentang kualitas kapal yang dirancangnya, Thomas dengan bangga mengatakan, “Bahkan Tuhan sekalipun tidak dapat menenggelamkan kapal ini.” Namun, nahas. Pada pelayaran perdananya, Titanic menabrak gunung es di laut lepas. Pada tanggal 14 April 1912 Titanic tenggelam bersama Thomas dan 1.517 orang kru serta penumpang. Meremehkan Tuhan; mungkin inilah komentar banyak orang kepada Thomas Andrews.

Di tengah kelangkaan bahan pangan karena dikepung oleh tentara Aram, Elisa menyampaikan bahwa dalam waktu sehari kondisi ini akan berubah. Harga bahan pangan yang begitu mahal akan menjadi sangat murah karena berkelimpahan. Namun, reaksi dari ajudan raja pada saat itu justru meragukan nubuat tersebut. Bahkan, ia tidak segan menyebut nama Tuhan dalam keraguannya. “Sekalipun Tuhan membuat tingkap-tingkap di langit, masakan hal itu mungkin terjadi?” katanya. Tanpa sadar ia meragukan Tuhan. Seakan-akan Tuhan tidak sanggup melepaskan Samaria dari kondisi sulit yang ada.

Teens, pernahkah kita meragukan Tuhan? Kita biasanya ragu karena kita tidak dapat melihat apa yang Tuhan sedang rencanakan dalam kehidupan kita. Adakalanya keadaan yang kita alami membuat kita meragukan dan mempertanyakan apakah Tuhan dapat berbuat sesuatu dan memberi jalan keluar dari permasalahan yang kita hadapi. Dalam kondisi seperti itu kita harus berusaha untuk terus menguatkan iman kita. Hiduplah bukan hanya berdasarkan apa yang kita lihat, rasakan dan alami, melainkan juga berdasarkan iman kita di dalam Tuhan. Jangan pernah ragukan Tuhan dan tetaplah percaya kepada-Nya!