Lukas 16:19-31

“Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati.”

(Luk. 16:31)

 

 

Dewasa ini ada banyak sekali orang yang enggan melakukan kebaikan. Keengganan itu sering kali terjadi karena malas atau bahkan tidak siap menanggung risiko. Belum lagi banyak yang berpikir, “Ah, kalau saya enggak tolong, pasti akan ada juga yang tolong. Ya, Tuhan kan bisa kirim siapa saja, selain saya.” Ada banyak orang yang tidak mau pusing, apalagi direpotkan, dengan kesulitan di sekitarnya, selama ia sendiri tidak menderita.

 

Dari teks Alkitab hari ini, pertanyaannya adalah mengapa si kaya menderita di alam maut? Bukankah ia tidak berbuat jahat? Ia tidak mengusir atau memperlakukan Lazarus dengan buruk. Ia hanya tidak menghiraukan keberadaan Lazarus. Lazarus hanyalah kenyataan kecil yang tidak menarik untuk dilihat. Si kaya terlalu sibuk bersukaria dan menikmati kemewahan setiap hari, sedangkan Lazarus menderita dalam sakit dan kelaparan. Keadaan keduanya digambarkan begitu kontras bukan hanya saat hidup, melainkan juga saat meninggal. Tafsiran William Barclay menyebutkan, “Bukan karena apa yang orang kaya itu perbuat yang membawanya ke neraka, melainkan justru karena apa yang tidak ia lakukan.” Ia kaya dan punya segalanya. Itu lebih dari cukup untuk bisa membuatnya menjadi penolong bagi Lazarus yang ada tepat di depan rumahnya. Namun, ia memilih untuk do nothing alias tidak melakukan apa-apa.

 

Youth, kita diingatkan dengan tegas bahwa panggilan untuk menjadi saluran berkat itu adalah hal yang sangat serius. Tidak perlu tunggu-tungguan dengan orang lain atau takut mengambil risiko. Kalau kita bisa do something, maka lakukanlah, karena itu bagian dari tanggung jawab iman kita.

 

1. Apa kesalahan terbesar si kaya?

2. Mengapa do something bagi yang membutuhkan menjadi tanggung jawab iman kita?

 

 

Pokok Doa:

Mau do something bagi mereka yang membutuhkan.