Yakobus 5:1-6

Sesungguhnya telah terdengar teriakan besar, karena upah yang kamu tahan dari buruh yang telah menuai hasil ladangmu, dan telah sampai ke telinga Tuhan semesta alam keluhan mereka yang menyabit panenmu.

(Yak. 5:4)

 

 

Pernahkah Anda mendengar tentang The Papin Sisters? Christine dan Lea Papin adalah kakakadik yang melakukan pembunuhan brutal di Prancis pada 2 Februari 1933. Kasus ini menyedot perhatian publik bukan hanya karena kebrutalannya, melainkan juga karena isu kesenjangan sosial. Kaum buruh ditindas oleh kaum elite. Christine dan Lea, misalnya, sebagai pelayan, mereka harus bekerja 14 jam sehari dan hanya boleh libur setengah hari saat akhir pekan. Mereka juga mengalami penyiksaan fisik, mental, dan verbal.

 

Ketidakadilan tidak hanya menjadi petaka bagi korban, tetapi juga bisa berbalik kepada sang pelaku. Dalam hal inilah Yakobus memperingatkan orang kaya, bukan karena kekayaannya, melainkan karena mereka tidak mengelola kekayaannya dengan benar dan berlaku jahat. Peringatannya adalah seruan dari ketidakadilan sosial saat itu. Mereka berteriak keras karena menahan upah buruh kecil sama saja dengan membunuh mereka dan keluarganya pelan-pelan (Yak. 5:6). Orang-orang miskin yang ditindas oleh orang-orang kaya bahkan dibawa ke pengadilan dan dihukum. Mereka tidak berdaya untuk melawan. Sementara itu, si kaya berfoya-foya dalam kekayaan yang justru segera menjadi karat dan dimakan ngengat. Yakobus menyerukan bahwa Allah tidak akan tinggal diam melihat kesengsaraan umat-Nya.

 

Youth, setiap orang punya hak untuk diperlakukan dengan baik dan adil. Menghargai dan mengasihi setiap orang, khususnya mereka yang tertindas, adalah tanggung jawab kita sebagai anak-anak Allah. Pakailah dan kelolalah apa yang sudah Allah percayakan pada kita untuk menjadi berkat bagi yang lain.

 

1. Mengapa Yakobus memperingatkan orang-orang kaya?

2. Ketidakadilan apa yang terjadi di sekitar Anda? Bagaimana Anda meresponsnya?

 

 

Pokok Doa:

Diberi keberanian untuk berlaku dengan baik dan adil.