Wahyu 2:12-29

Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat.”

(Why. 2:29)

 

 

Stephen R. Covey mengatakan, “Kebanyakan orang tidak mendengarkan dengan niat untuk memahami. Mereka mendengarkan dengan niat untuk menjawab.” Itu sebabnya nasihat dan teguran hanya bisa diterima oleh orang yang mempunyai kerendahan hati. Karena kalau tidak, mereka hanya akan sibuk menjawab untuk membenarkan dirinya sendiri.

 

Yohanes meminta jemaat-jemaat yang bertelinga “mendengarkan” nasihat dari Roh (Allah).  Mendengarkan” di sini menekankan tentang kesediaan diri untuk memperhatikan dengan saksama, memahami, dan belajar dari nasihat yang diberikan. Dalam nasihatnya Yohanes menuliskan keberatan Allah pada jemaat Pargamus dan Tiatira yang permisif pada kelompok bidat yang dikenal sebagai pengikut Nikolaus. Kelompok bidat ini menyesatkan jemaat karena mengajarkan mereka untuk memakan daging bekas persembahan berhala dan berbuat zina dengan mengambil bagian dalam acara-acara yang menjalankan ritual seksual sebagai bentuk penyembahan berhala. Apa yang dilakukan jemaat Pargamus dan Tiatira tidak berkenan di hadapan Allah. Karena itu, mereka diminta untuk bertobat. Sebab, jika tidak, Allah akan memerangi mereka.

 

Youth, nasihat yang keras ini diberikan Allah karena sayang kepada umat-Nya. Ia tidak ingin mereka tersesat dan rusak karena praktik hidup yang salah. Ketika seseorang memberikan nasihat, mari belajar untuk menerimanya dengan rendah hati. Dengan demikian, kita akan bisa belajar dari apa yang orang lihat dari kehidupan kita, yang mungkin saja kita tidak sadari. Ubahlah yang perlu diubah. Jika tidak ada, terimalah nasihat itu sebagai bentuk kasih sayang.

 

1. Mengapa jemaat Pargamus dan Tiatira dinasihati?

2. Mengapa seseorang terkadang sulit untuk menerima nasihat atau teguran?

 

 

Pokok Doa:

Rendah hati untuk menerima nasihat atau teguran.