1 Korintus 12:12-14

Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota.

(1 Korintus 12:14)

Pernahkah kamu diejek oleh orang lain karena kamu berasal dari suku tertentu? Saya pernah. Saya mengalaminya ketika masa kanak-kanak. Saya berasal dari keluarga Batak. Entah kenapa, teman-teman saya suka sekali mengejek saya karena saya orang Batak. Saya sedih sekali. Namun, di kemudian hari saya bangga dengan diri dan identitas yang Allah berikan ini kepada saya.

GKI adalah Gereja Kristen Indonesia. Kata “Indonesia” di sini menegaskan kepada kita bahwa Indonesia tidak saja menjadi tempat hadirnya GKI, tetapi Indonesia juga menjadi jati diri GKI. Artinya, semua orang diterima di gereja, dengan segala keragamannya, termasuk keragaman suku. Jika kita perhatikan, warga jemaat GKI (dan beberapa gereja lainnya juga) terdiri dari berbagai macam suku dan latar belakang. Ini adalah kekayaan sekaligus penerimaan bahwa semua orang dicintai oleh Allah. Paulus perlu menegaskan hal ini kepada jemaat di Korintus yang memiliki keberagaman latar belakang dan yang sedang berada dalam situasi perbudakan. Di kehidupan sehari-hari tuan dan budak dipisahkan dan diperlakukan berbeda. Begitu pula orang Yunani dan Yahudi. Namun, di gereja yang dipersatukan dalam Kristus semua diperlakukan sama. Inilah panggilan gereja untuk membuka diri dan menyambut setiap orang. Semangat ini harus dihidupi oleh umat Tuhan. Sikap ini juga harus kita kembangkan dalam kehidupan kita bersama saat ini.

Teens, kita melihat bahwa penolakan terhadap seseorang karena latar belakang yang berbeda: suku, agama, status sosial dan ekonomi, makin marak terjadi, bahkan diikuti dengan tindakan bullying. Kita sebagai umat yang belajar penerimaan di dalam gereja justru harus memperjuangkan yang sebaliknya. Kita harus memperjuangkan cinta Allah yang merangkul siapa saja di tengah penolakan.