Markus 11:12-14, 20-24

Yesus menjawab mereka: “Percayalah kepada Allah!”

(Mrk. 11:22)

 

 

Buah adalah bukti pertumbuhan. Tumbuhan yang sehat pasti menghasilkan buah sesuai musimnya. Tidak sembarangan berbuah. Buah yang dihasilkan banyak dan rasanya juga enak sehingga membahagiakan hati pemiliknya dan semua orang yang mencicipi buah itu. Jika telah dirawat dengan baik, tetapi tanaman itu tidak menghasilkan buah, maka tanaman itu menjadi sia-sia. Ia tidak berguna. Jika begitu, tidak ada ruginya untuk menebangnya sampai habis.

 

Dua perikop hari ini berbicara tentang pohon ara yang dikutuk karena tidak berbuah ketika dibutuhkan. Yesus berkata, “Jangan lagi seorang pun makan buahmu selama-lamanya” (Mrk. 11:14). Alhasil, keesokan harinya, pohon itu pun mati dan mengering. Menariknya, kedua perikop ini diletakkan secara khusus untuk mengapit perikop tentang “Yesus menyucikan Bait Allah”. Yesus geram melihat orang Yahudi yang mengubah fungsi halaman Bait Allah sebagai tempat berjualan. Halaman yang mestinya menjadi ruang doa segala bangsa malah dipakai menjadi tempat mengejar keuntungan pribadi. Tindakan ini sangat merusak arti Bait Allah dan ibadah-ibadah kepada Allah. Inilah yang membuat orang Israel gagal menghasilkan buah pertobatan, baik pertobatan diri mereka sendiri maupun pertobatan atas bangsa-bangsa lain.

 

Youth, hidup kita tidak boleh sia-sia. Karena itu, hidup kita harus bertumbuh dan berbuah. Buah apa yang harus kita hasilkan? Karakter hidup seperti Kristus. Seperti apa karakter Kristus? Seperti yang dihasilkan oleh Roh: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Hasilkanlah buah itu berlimpah-limpah.

 

1. Pelajaran inti apa yang Tuhan Yesus sampaikan dengan mengutuk pohon ara?

2. Dalam hal apa Anda merasa (sangat) telah mengikuti jejak Tuhan Yesus?

 

 

Pokok Doa:

Komitmen untuk terus menghasilkan buah-buah rohani.