Matius 18:21-35

Yesus berkata kepadanya: “Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.”

(Matius 18:22)

Pernahkah kamu bersitegang dengan teman sepelayanan di gereja? Akibatnya, relasi kalian pun menjadi kaku dan rasanya sulit bekerja sama lagi. Di dalam pelayanan sangat mungkin terjadi perbedaan pendapat yang membuat situasi menjadi tegang. Bahkan, ada hati yang terluka dan kecewa. Jika itu kamu alami, bagaimana responsmu? Mengundurkan diri dari pelayanan atau berdamai? Kita perlu menyadari bahwa tidak ada relasi yang dapat berlangsung baik terus-menerus. Makin akrab kita berelasi, makin besar pula peluang kita bergesekan satu sama lain. Kita tidak bisa menghindari hal ini. Pengalaman cekcok seharusnya membuat kita belajar; pertama, mempraktikkan pengampunan; kedua, menyelesaikan masalah; dan ketiga, menerima perbedaan secara dewasa.

Mengapa Yesus mengajarkan pengampunan tanpa batas? O, ya! Perhitungan “70 x 7 kali” bukan soal berapa kali banyaknya, ya. Di sini Yesus hendak mengatakan bahwa pengampunan harus dibagikan tanpa batas dan tanpa perhitungan. Yesus mengajarkan kepada kita bahwa untuk menjaga relasi, kita mesti bersedia untuk membagi pengampunan terus-menerus, tanpa batas. Hanya dengan demikianlah kita bertumbuh dan menjaga relasi itu sendiri. Relasi akan makin kokoh ketika kita belajar memperbaiki situasi dan bersedia untuk mengampuni dan diampuni.

Teens, mengampuni memang bukan hal yang mudah, tetapi bukan tidak mungkin. Pada saat kita begitu terluka karena perbuatan orang lain, bahkan oleh teman sepelayanan di gereja, ambillah waktu untuk menenangkan hati. Mohon pimpinan Tuhan untuk membalut luka hati dan meredakan kemarahan. Mohon pula keberanian untuk menyelesaikan masalah di dalam hikmat dan cinta Allah. Pengampunan memberi ruang bagi diri sendiri dan orang lain untuk bertumbuh ke arah Kristus.