2 Timotius 2:1-7

Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya ….

(2Tim. 2:4)

 

 

Mantan ketua KPK RI, Abraham Samad, menjelaskan bahwa akar dari maraknya korupsi di Indonesia adalah “karena orang Indonesia takut miskin, ingin bergengsi, ingin hidup kaya, berpikir hanya ingin banyak duit, dan selalu membuat target hidup”. Sederhananya, para koruptor ini terus memusingkan diri mereka dengan uang. Demi mendapat uang sebanyakbanyaknya, mereka sampai menghalalkan segala cara meskipun itu bertentangan dengan iman.

 

Ketika Timotius dipercaya menjadi pemimpin jemaat, usianya masih muda. Sebagai seorang muda, bisa jadi Timotius memiliki banyak angan-angan untuk dicapai. Ia ingin berhasil dan sukses. Ia ingin diakui, dipuji, dan dihormati orang. Ia ingin penghidupannya terjamin dan lain sebagainya. Namun, Rasul Paulus mengingatkan bahwa panggilan hidup Timotius bukanlah untuk memusingkan diri dengan semua itu. Kasih karunia Allah yang ada padanya adalah untuk bekerja bersama Kristus, yakni memperlengkapi dan memperkaya umat menjadi pewaris janji keselamatan di dalam Allah. Timotius ibarat seorang prajurit bagi Kristus. Sebagai prajurit rohani, ia harus siap berkorban untuk berjuang memajukan iman umat Tuhan. Sebagai komandan, Tuhan Yesus pasti memelihara dan mencukupkan kebutuhan prajurit-prajurit-Nya.

 

Youth, menjadi berhasil, sukses, dan kaya adalah suatu proses dan perjalanan hidup yang baik. Namun, adalah lebih baik lagi jika kita pun berhasil memperkaya banyak orang, membangun jemaat Tuhan, dan memajukan kualitas manusia di sekitar kita. Untuk mewujudkan misi ini, berhentilah memusingkan diri dengan penghidupan sendiri. Fokuslah berjuang bagi penyelamatan dunia.

 

1. Dalam hal-hal apa saja Timotius diminta tidak memusingkan diri?

2. Pelayanan apa yang sangat Anda geluti saat ini? Mengapa?

 

 

Pokok Doa: 

Hikmat dalam memperlakukan materi dan membantu sesama.