… janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.

(Ams. 3:5)

Suatu waktu, suami saya hendak memperpanjang STNK mobil. Ia sangat terkejut karena nomor kendaraan kami diblokir. Ia kena tilang elektronik. Kaget dan agak kesal, tak tahu itu terjadi kapan dan di mana. Tidak ada surat pemberitahuan dan selama ini ia berusaha mematuhi aturan lalu lintas. Setelah ditelusuri, rekaman CCTV mencatat pelanggarannya adalah menerobos lampu merah. Ia harus membayar denda. Meski selama ini ia sudah patuh dan berhati-hati, ia masih bisa melakukan kesalahan. Sejak saat itu, ia semakin berhati-hati agar tidak melakukan pelanggaran lagi. Seperti kata pepatah, pengalaman adalah guru yang terbaik.

Sahabat Lansia, kesalahan bisa terjadi pada siapa saja. Hal ini mengingatkan bahwa manusia adalah makhluk terbatas. Meskipun telah berhati-hati, bisa saja berbuat salah. Kesalahan juga dapat diizinkan Tuhan terjadi untuk menyadarkan kita agar tidak bergantung kepada pengertian kita sendiri. Penulis kitab Amsal menasihati kita untuk bersandar kepada Tuhan, bukan kepada kekuatan dan kehebatan kita. Karena itu, jika kita melakukan kesalahan, sadarilah dan kembalilah ke jalan yang benar dan taat pada kehendak-Nya. Akuilah dan sertakan Tuhan dalam segala rencana kita, maka Ia akan menuntun hidup kita.

DOA:

Tuhan, berilah kami hikmat agar kami dapat belajar dari kesalahan untuk melangkah ke depan dengan lebih baik. Tolong kami untuk bersandar hanya kepada-Mu. Amin.