Roma 8:1-17

Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah.

(Roma 8:15) 

Pernahkah kamu merasa takut untuk berbuat baik? Suatu kali Rani melihat seorang perempuan jatuh pingsan dan ada seorang bapak yang dengan sigap menolong. Namun entah dari mana, ada orang yang kemudian menuduh bapak itu melakukan sesuatu yang buruk pada perempuan itu. Tanpa bertanya, masyarakat yang berkumpul langsung mengeroyok bapak itu sampai babak belur. Setelah perempuan itu sadar, ia mengatakan bahwa ia jatuh karena sakit. Pengalaman ini membuat Rani sangat takut dan terkejut. Orang berbuat baik malah dituduh dan dipukul habis-habisan. Sejak itu Rani menjadi ragu dan takut jika harus menolong orang, apalagi jika ia tidak mengenalnya. Apakah kamu merasakan hal yang sama?

Rasa takut itu perlu karena dengan rasa takut kita menjadi berhati-hati dalam bertindak, tidak sembrono. Namun, kita jangan dikuasai, apalagi diperbudak oleh rasa takut sebab ia akan membuat kita tidak berdaya untuk melakukan apa pun dalam hidup. Paulus menegaskan bahwa kita telah dibebaskan dari perbudakan dosa. Allah telah memerdekakan kita untuk berkarya dalam hidup dengan sukacita. Kita tidak lagi hidup di bawah kuk hukum yang menakutkan, tetapi kita berada dalam rangkulan cinta Allah yang membebaskan. Kita bebas untuk berbuat baik.

Teens, jika kita meyakini bahwa tindakan yang akan kita lakukan itu baik, penting, dan perlu, maka jangan takut untuk melakukannya. Lihatlah Yesus. Ia melakukan apa yang baik, benar, dan mulia, tetapi Ia ditolak dan menderita. Walau demikian, Yesus tidak pernah berhenti dan menyerah untuk mewujudkan yang baik dan benar sebab Ia melakukannya di dalam kasih. Mari menjadi pelayan Tuhan yang berani memperjuangkan yang baik di bumi ini. Mari menjadi warga gereja yang merdeka mewujudkan cinta Allah bagi sesama.