Kolose 3:5-17

… dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, orang
Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu.

(Kolose 3:11)

Apakah kamu pernah dihina karena berasal dari suku tertentu? Cina, pelit! Batak, kasar! Jawa, munafik! Manado, tukang dandan! Sunda, genit! Label negatif dilekatkan pada suatu suku. Label-label yang melukai dan menyakitkan terus berkembang dalam masyarakat. Bagaimana dengan gereja? Gereja merangkul semua suku dan golongan. Semua orang diterima. Semua orang diperlakukan dengan hormat dan sopan. Sikap rasis sangat tidak dapat diterima dalam lingkungan dan persekutuan gereja. Semua suku dan golongan diikat oleh cinta Kristus.

Di dalam teks Alkitab hari ini, Paulus berbicara tentang manusia baru. Di dalam Kristus, karakter dan sikap hidup kita mengalami perubahan dari manusia lama yang penuh dengan hawa nafsu menjadi manusia baru yang penuh dengan cinta Allah. Perjumpaan seseorang dengan Allah mengubahnya menjadi orang yang dapat menghargai kehadiran orang lain (dari suku apa pun) dan memperlakukannya dengan baik. Di dalam Kristus, bukan hanya budak yang berubah sikap, melainkan juga sang tuan; bukan hanya orang Yunani, melainkan juga orang Yahudi. Perubahan itu mengikat persekutuan umat Allah dalam ikatan yang kokoh karena persekutuan dibangun di atas suku dan golongan yang berbeda.

Teens, demikianlah kehidupan bergereja kita saat ini. Kita bersama-sama berproses menjadi pribadi yang makin baik di dalam Tuhan. Dengan demikian, gereja harus menjadi pelopor untuk menghapus tindakan rasis dan tidak menoleransinya. Sebagai generasi muda gereja, mari kita menghidupi nilai ini dalam keseharian kita. Ketika dunia ini sarat dengan tindakan rasis, kehadiran gereja harus memperjuangkan kesetaraan dan penghargaan terhadap sesama tanpa kecuali. Mari kita memperjuangkannya sekarang!