Yeremia 31:15-26

“… sebab itu hati-Ku terharu terhadap dia; tak dapat tidak Aku akan menyayanginya ….”

(Yer. 31:20b)

 

 

Orang sering kali berbicara tentang penyesalan yang terlambat. Jika anak durhaka ditinggal orangtua karena meninggal, penyesalan anak itu dinilai terlambat. Jika seseorang terciduk mencuri, lalu dipenjara, penyesalan pencuri itu pun terlambat. Begitu pula dalam kasus lainnya. Benarkah penyesalan mereka ini terlambat dan tidak ada artinya lagi? Rasanya ketika penyesalan itu menjadi titik awal bagi hidup lahir baru, Allah pasti akan terharu.

 

Teks Alkitab hari ini mengungkapkan perasaan Tuhan ketika mengenang umat-Nya yang sedang menjalani pembuangan di Babel. Tuhan melihat umat-Nya menangis dan meratap saat mengalami kekalahan, kehancuran kota, dan pembuangan ke negeri asing. Ratapan itu disertai pengakuan dosa dan penyesalan yang mendalam. Mereka telah berbuat dosa dan telah menanggung aib yang besar. Tuhan sangat memahami perasaan umat ini. Setelah Ia menghardik mereka, Tuhan terus terkenang kepada mereka. Hati-Nya merasa terharu terhadap mereka. Ia selalu menyayangi mereka dan berjanji akan segera memulihkan keadaan mereka. Ini semua menjadi bukti bahwa rasa sayang Tuhan tidak pernah pudar atas umat-Nya. Selama umat mengaku dosa dan menyesalinya dengan sungguh, kasih sayang Tuhan akan terus tercurah.

 

Youth, tak berkesudahan kasih setia Tuhan. Tak habis-habisnya rahmat-Nya. Sejauh apa pun kita menyimpang atau jatuh ke dalam dosa, selama kita kembali menyesal dan bertobat, Tuhan pasti mau mengasihani dan memulihkan kita. Penyesalan yang sungguh-sungguh itulah yang membuat Tuhan terharu. Jadi, hidupilah pertobatan yang sejati dan raihlah terus pembaruan hidup.

 

 

1. Apa yang membuat Tuhan dikatakan terharu dalam teks Alkitab hari ini?

2. Kebiasaan buruk apa yang Anda rasa telah Anda tinggalkan secara serius?

 

 

Pokok Doa:

Kekuatan untuk selalu kembali pada Tuhan saat jatuh pada dosa.