Lukas 18:1-18

“Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya?”

(Luk. 18:7)

 

 

Youth, seberapa sering orang berkata kepada kita, “Tolong doakan saya, dong, karena saya …”? Ketika orang-orang meminta didoakan, kita pasti tidak menolak. Kita berjanji akan mendoakan mereka. Pertanyaannya, apakah kita benar-benar mendoakan? Lalu, berapa kali kita mendoakan mereka? Terkadang mendoakan orang sekadar formalitas, asalkan janji mendoakan telah terpenuhi. Padahal, untuk mereka inilah kita perlu berseru siang dan malam.

 

Perikop hari ini mengisahkan seorang hakim ateis menghadapi seorang janda. Janda itu meminta agar sang hakim mau membela haknya. Demi sesuatu yang penting, janda itu tidak jera meminta meskipun berulang kali ditolak. Ia terus mencoba. Akhirnya, hakim itu merasa terganggu, lalu membela janda itu. Sejahat-jahatnya hakim itu, masih ada sisi baiknya untuk menolong orang susah. Yesus memakai ilustrasi itu untuk menegaskan kemahabaikan Allah. Jika manusia jahat saja tahu berbuat baik, apalagi Allah. Allah akan membela dan membenarkan anak-anak-Nya yang berseru siang malam kepada-Nya. Berseru siang malam menunjukkan kepercayaan dan kesetiaan hati. Pengharapan orang percaya dan setia tidak akan sia-sia. Allah pasti membela mereka tepat waktu.

 

Youth, tidak sedikit orang meragukan kebesaran belas kasihan Tuhan. Ketika pergumulan panjang terjadi, mereka berpikir bahwa Tuhan tidak peduli, tidak mendengar, dan tidak menolong mereka. Karena alasan ini, banyak orang memutuskan untuk meninggalkan Tuhan dan agama. Youth, jangan sekali-kali berpikir demikian. Tuhan kita itu mahabaik. Jika kita atau orang di sekitar kita punya pergumulan/harapan, berserulah siang malam. Tuhan mendengar.

 

1. Mengapa janda dalam bacaan hari ini tidak jemu menemui sang hakim?

2. Dalam hal apa Anda berdoa cukup lama dan akhirnya Tuhan menjawabnya?

 

 

Pokok Doa:

Ketekunan untuk terus berdoa siang dan malam.