Yakobus 5:7-12

… saudara-saudara, bersabarlah sampai kepada kedatangan Tuhan!

(Yak. 5:7)

 

 

Konon seorang pemuda menemui pendetanya dan meminta, “Pak Pendeta, doakanlah saya supaya menjadi orang yang sabar.” Mereka pun bersehati dan berdoa. Dalam doa, pendeta itu memohon,   Tuhan, kirimkanlah kepada anak muda ini pencobaan pada waktu pagi, pada waktu siang, pada waktu ….” Tiba-tiba pemuda itu menyela, “Pak Pendeta, bukan pencobaan, tapi kesabaran”. Pendeta itu pun berbisik, “Hanya lewat pencobaan kita bisa belajar kesabaran.”

 

Penantian akan kedatangan Tuhan juga membutuhkan waktu dan kesabaran. Apalagi penantian itu ternyata diiringi tantangan dan tentangan dari banyak pihak. Pada abad pertama orang Kristen ditolak dan dimusuhi. Sebagian orang dianiaya secara fisik lewat pemenjaraan, pengucilan, dan pembunuhan. Keadaan seperti ini tentu membutuhkan kesabaran yang besar supaya umat tidak bersungut-sungut atau saling mempersalahkan. Rasul Yakobus mengajak umat untuk meniru teladan para nabi dan rasul, yang telah terbukti sabar dan setia di dalam penderitaan mereka. Meski menderita badani, batin mereka berbahagia karena upah mereka telah dijamin dalam kemenangan surgawi dan kehidupan yang kekal. Untuk itu, umat juga harus bersabar dan bertekun dalam menegakkan kebenaran (“ya jika ya” dan “tidak jika tidak”).

 

Youth, menjadi orang Kristen dan menanti Kristus kembali selalu menjadi pilihan yang menantang. Tentangan dari orang-orang yang tidak mengenal Tuhan pasti banyak. Untuk itu, kita butuh kesabaran yang besar supaya kita tidak mudah menyerah atau bersungut-sungut. Berdoalah minta kesabaran. Seperti pada para nabi, kesabaran membuat kita kuat menghadapi apa pun.

 

1. Bagaimana seharusnya umat Tuhan menghadapi tantangan hidup berimannya?

2. Bagaimana cara Anda melatih diri dalam hal kesabaran? 

 

 

Pokok Doa:

Sabar dalam menanti kedatangan Tuhan dan menghadapi cobaan.