Kejadian 1:1-25

Allah melihat bahwa semuanya itu baik.

(Kejadian 1:10)

Coba kamu menjawab dengan jujur: Sejauh mana Gereja menunjukkan kepeduliannya terhadap lingkungan hidup? Sebatas khotbah dan renungan atau sudah ada tindakan nyata dari Gereja? Mari kita mencermati kebiasaan kita di gereja. Bangku gereja kotor dengan sisa-sisa tisu, bungkus permen, dan kertas. Semua ditinggalkan begitu saja. Kita berpikir, “Toh sudah ada yang bertugas untuk membersihkannya.” Coba kamu mengamati lagi kondisi gereja pada saat perayaan Natal dan Paskah. Berapa banyak sampah yang dihasilkan dari acara itu? Banyak sekali, bukan? Semua berserakan di lingkungan gereja. Menyedihkan, ya. Ternyata kita belum mampu mengubah sikap kita terhadap lingkungan hidup.

Mengapa kita sering kali tidak acuh terhadap lingkungan, ya? Banyak orang berpendapat bahwa hidup beriman adalah urusan saya dan Tuhan. Mungkin itu yang membuat orang abai terhadap lingkungan, bahkan di lingkungan gereja sekalipun. Padahal, di Alkitab secara jelas diceritakan bagaimana Allah menciptakan alam semesta ini baik adanya. Bumi dan segala isinya diciptakan Allah. Setiap kali Allah selesai menciptakan, Alkitab mencatat, “Allah melihat bahwa semuanya itu baik.” Artinya Allah peduli terhadap seluruh ciptaan; tidak ada ciptaan kelas dua. Semua diciptakan dari Allah dan semua baik.

Teens, mari kita membiasakan untuk menerjemahkan sikap beriman kita dengan kepedulian kita terhadap lingkungan hidup. Kita mulai dari hal sederhana, seperti membuang sampah pada tempatnya, termasuk ketika berada di lingkungan gereja. Batasilah penggunaan plastik karena kita tahu bersama betapa sulitnya alam mengurai plastik. Peliharalah alam dengan apa yang bisa kita lakukan sebab kita turut bertanggung jawab akan keberlangsungannya. Mari kita menjaga anugerah Allah ini.