1 Petrus 4:12-19

Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus ….

(1Ptr. 4:14)

 

 

Seorang ibu yang pertama kali mengandung menceritakan perubahan-perubahan besar dalam dirinya. Tiap hari perutnya makin besar. Makannya makin banyak. Bobot tubuhnya terus bertambah, hingga kakinya mudah pegal. Ia mengalami mual. Ia juga harus rutin memeriksakan diri ke dokter dengan biaya yang besar. Ia tahu betapa beratnya saat melahirkan. Meski begitu, ia rela menanggungnya dengan bahagia. Ia tahu pengorbanan itu menghadirkan anugerah Allah.

 

Ketika ketidakadilan terjadi, orang beriman jangan membalas kejahatan dengan perbuatan jahat lainnya. Mampu membunuh, mencuri, dan mengacau bukanlah keberhasilan yang benar atau membanggakan. Umat Tuhan tidak boleh melakukan tindakan seperti itu. Daripada berbuat jahat, Paulus mengajak umat Tuhan untuk rela menanggung derita demi iman dan kasih kepada Kristus. Penderitaan seperti ini adalah suatu kebahagiaan. Mengapa? Pertama, karena kita telah turut menderita seperti Kristus, yang mati demi mengasihi Allah dan orangorang berdosa. Kedua, karena Roh Kudus terbukti berdiam di dalam diri kita, sebab kemampuan menanggung derita dan kekuatan memegang kebenaran dan kasih pastilah buah dari pekerjaan Roh Kudus.

 

Youth, pernahkah kita membalas kejahatan dengan kejahatan? Bagaimana perasaan kita saat itu? Senang atau sedih? Senang melihat orang menderita adalah satu sifat dari dosa. Orang benar tidak lagi senang berbuat jahat meskipun demi membela diri. Orang benar hanya senang berbuat baik dan benar sekalipun harus lewat jalan derita. Bahagialah jika menderita demi kebaikan, seperti halnya ibu hamil di atas. Itulah panggilan Tuhan bagi kita.

 

1. Menurut Paulus, apa arti memandang penderitaan sebagai suatu kebahagiaan?

2. Pernahkah Anda membalas kejahatan dengan kejahatan? Mengapa begitu?

 

 

Pokok Doa:

Agar dikuatkan melakukan kebaikan meskipun ada tantangan.