Matius 21:28-32

Tetapi kemudian ia menyesal lalu pergi juga.”

(Mat. 21:30)

 

 

 

Dalam permainan drama Yunani kuno, biasa terdapat seorang aktor di belakang layar yang mengucapkan naskah. Sementara ia mengucapkan naskah, orang lain melakonkannya di atas panggung. Aktor itu sangat pandai berbicara, tetapi ia tidak “melakukan apa yang dikatakannya”. Sepertinya hal ini juga terjadi pada banyak orang Kristen. Mereka mengaku Kristen, tetapi tanpa ketaatan kepada Kristus. Mereka pandai menyuarakan halhal rohani, tetapi gagal melakukannya.

 

Perbuatan lebih penting daripada perkataan. Yang lebih penting lagi adalah menyesuaikan keduanya. Itulah yang dimaksud Yesus dalam teks Alkitab ini. Ada anak yang berkata manis di hadapan bapaknya, tetapi tidak melakukan apa yang dikehendaki ayahnya. Ada juga anak yang berkata keras pada ayahnya, tetapi kemudian menyesal dan berbuat seperti yang diinginkan oleh ayahnya. Penyesalan yang disertai dengan ketaatan ini adalah cara beriman yang dikehendaki oleh Allah. Allah tidak senang terhadap orang yang suka mengumbar janji, berkata manis, bersilat lidah, tetapi tidak menunjukkan ketaatan pada kehendak-Nya. Keselamatan akan menjadi bagian orang-orang yang berkomitmen memulai hidup baru; seperti pemungut cukai yang bertobat karena percaya pada berita Injil yang disampaikan Yohanes dan Yesus.

 

Youth, janganlah suka berkata manis atau mengumbar janji jika tidak serius menepatinya. Perkataan kita harus lahir dari kesungguhan hati kita, terutama janji untuk bertobat dan berubah kepada Tuhan. Tuhan tidak butuh janji palsu. Tuhan menanti pertobatan kita disertai ketaatan memulai hidup baru. Berkomitmenlah meninggalkan dosa dan hiduplah taat bagi Tuhan.

 

1. Sikap seperti apa yang Tuhan harapkan melalui perumpamaan di atas?

2. Adakah janji iman yang Anda ucapkan kepada Tuhan dan belum terpenuhi?

 

 

Pokok Doa:

Komitmen untuk memenuhi setiap janji, terutama kepada Tuhan.