Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan.

(Rm. 14:8)

Pendeta emeritus itu menelepon kawannya yang juga seorang pendeta. Usia mereka sama, 80 tahun. Kawannya mengalami stroke ringan dan sedang bersusah hati. Katanya, “Perjalanan hidup kita sudah sangat panjang. Kita bersyukur sampai pada usia ini. Banyak hal yang sudah kita lakukan dalam pelayanan. Sekarang saatnya kita bersukacita. Tidak perlu kita bersedih. Saatnya kita bergembira menunggu dijemput pulang Sang Pencipta. Jalani sisa hidup ini dengan gembira. Sekarang atau nanti ketika dijemput pulang oleh-Nya, kita tetap milik Tuhan. Kita bersiap pulang dengan gembira.”

Sahabat Lansia, kematian adalah misteri dan rahasia Tuhan. Ia datang kapan saja, pada siapa saja, dan tanpa permisi. Setiap orang pasti mendapat giliran. Suatu waktu akan tiba giliran kita. Saat menanti dijemput pulang oleh Tuhan, kita perlu menyiapkan diri. Persembahkan sisa hidup kita untuk melayani Dia. Syukuri usia yang Tuhan beri sampai hari ini dan jalani dengan sukacita. Songsong kematian tanpa rasa takut atau sedih. Tidak ada alasan bersusah hati karena, saat kita hidup atau ketika mati kelak, kita tetap milik Tuhan. Paulus pernah berkata bahwa hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Jalani sisa hidup dengan gembira agar kita dapat pulang ke rumah-Nya dengan gembira. 

DOA:

Tuhan, siapkan kami menyongsong kematian tanpa rasa takut atau khawatir. Mantapkan hati kami untuk bersiap pulang ke rumah-Mu dengan gembira. Amin.