Kolose 1:3-8

Kami selalu mengucap syukur kepada Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, setiap kali kami berdoa untuk kamu ….

(Kolose 1:3)

Chloe adalah seorang remaja yang pemalu dan cenderung rendah diri. Dalam komunitas remaja di gereja tempatnya bersekutu, ia dikenal sebagai seorang yang tidak banyak berbicara. Suatu saat ketua Komisi Remaja menghubunginya untuk bergabung dalam kelompok pelayanan di gereja, “Halo, Chloe! Yuk ikutan gabung pelayanan bersama teman-teman yang lain! Kira-kira Chloe terpanggil untuk melayani di bidang apa?” Mendengar pertanyaan itu, Chloe menjawab lirih, “Mmm… Maaf, Kak. Aku hanya bisa bantu dalam doa saja.”

Apakah kamu juga pernah mengatakan kalimat yang serupa dengan yang dikatakan oleh Chloe? “Aku hanya bisa membantu dalam doa”. Tanpa disadari kita sering kali memandang doa sebagai tindakan yang kalah penting dibanding dengan tindakan pelayanan lain yang dianggap lebih “konkret”. Namun, teks Alkitab hari ini justru mengatakan yang sebaliknya. Sebelum Rasul Paulus menuliskan sapaannya untuk jemaat Kolose yang sedang mengalami pergumulan itu, ternyata ia lebih dahulu berdoa untuk mereka, “Kami selalu mengucap syukur kepada Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, setiap kali kami berdoa untuk kamu” (ay. 3). Meskipun sedang mendekam di penjara, Rasul Paulus tidak henti-hentinya berdoa untuk pertumbuhan iman jemaat Kolose agar mereka menerima hikmat dan pengertian yang benar dalam mengetahui kehendak Tuhan.

Teens, salah satu cara untuk menguji sejauh mana kamu sungguh-sungguh mengasihi seseorang dengan segenap hatimu adalah ketika kamu mau berdoa untuknya. Kamu bisa saja melakukan banyak hal yang menyenangkan hati orang-orang yang kamu kasihi. Namun, semua hal itu belum tentu menunjukkan bahwa kamu sudah benar-benar mengasihinya dengan sepenuh hatimu. Maukah kamu memulainya dengan mengingat dua atau tiga nama orang yang kamu kasihi dan membawanya dalam doa-doamu setiap hari?