Kolose 1:9-12

… kami tiada berhenti-henti berdoa untuk kamu … supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan ….

(Kolose 1:9)

Fides quaerens intellectum adalah kalimat dalam bahasa Latin yang diucapkan oleh seorang Bapa Gereja bernama Agustinus dari Hippo. Kalimat tersebut memiliki arti “iman mencari pengertian” atau “iman mendahului pemahaman”. Apa maksudnya, ya? Mari kita perhatikan contohnya. Pada waktu masih kecil, seorang anak biasanya selalu percaya begitu saja dengan ajaran dan nasihat yang diberikan oleh orangtuanya. Bukankah kamu juga seperti itu dulu? Namun, ketika kita memasuki usia remaja, kita pasti mulai mempertanyakan kebenaran ajaran dan nasihat orangtua kita, bukan? Itulah salah satu ciri khas remaja. Mulai mengedepankan rasio untuk memikirkan ulang tentang segala sesuatu.

Kemampuan untuk menggunakan logika dan akal budi adalah anugerah dari Tuhan bagi kita. Maka, kita tidak perlu merasa aneh ketika kita mulai bersikap kritis terhadap banyak hal di usia remaja. Namun, ingatlah dengan apa yang dikatakan oleh Rasul Paulus dalam teks Alkitab hari ini, secara khusus di ayat yang ke-9. Dalam Perjanjian Baru, istilah “pengetahuan” (Yunani: epignosis) artinya bukan sekadar pengetahuan yang ada dalam pikiran kita, melainkan suatu pengalaman rohani di dalam hati kita yang didapatkan melalui pengalaman iman, bukan hanya pengetahuan secara intelektual tentang Allah.

Teens, sama seperti seorang anak yang terlebih dahulu percaya kepada orangtuanya, demikianlah iman percaya kita kepada Allah membuat kita rindu untuk mengerti kehendak-Nya dan segala sesuatu tentang-Nya. Prinsipnya adalah saya percaya, maka saya mengerti. Bukan sebaliknya. Itu sebabnya Rasul Paulus terlebih dahulu “berdoa untuk kamu” sebelum ia meminta “supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang benar” (ay. 9). Doa adalah sebuah hubungan yang sedemikian intim dengan Tuhan sehingga melaluinya kita makin mengenal-Nya dan kehendak-Nya.