Kisah Para Rasul 24:10-23

Sebab itu aku senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia.

(Kis. 24:16)

 

 

Pada pertengahan tahun 2020, kisah tentang kejujuran Mujenih viral di media sosial. Mujenih, petugas kebersihan di Stasiun Bojong Gede, menemukan satu kantong plastik hitam berisikan uang Rp. 500 juta saat membersihkan gerbong kereta. Ia mengembalikannya kepada pemiliknya melalui sarana lost and found PT Kereta Commuter Indonesia (KCI). Simaklah penuturan Mujenih, “Saya sih enggak pernah ada niat buat ngambil yang bukan hak saya. Saya takut. Saya cuma mau kerja, hidup seperti biasa.” Perasaan takut yang dialami Mujenih adalah hati nurani yang menggerakkannya untuk jujur.

 

Paulus diserang bermacam-macam tuduhan oleh orang Yahudi. Namun, ia diberi kesempatan oleh Feliks, wali negeri, untuk menjawab tuduhan itu. Paulus menjelaskan semuanya dengan jujur dan tanpa kepura-puraan. Pertama, bahwa memang tidak ada pertengkaran atau huru-hara yang ditimbulkannya. Kedua, bahwa memang benar ia berbakti kepada Allah dengan menganut Jalan Tuhan. Tidak ada kebenaran yang ia tutupi. Karena itu, Paulus berkata, “Sebab itu aku senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia.” Hati nurani yang murnilah yang menggerakkan Paulus untuk berani berkata dan bertindak “ya jika ya, tidak jika tidak”.

 

Hati nurani yang murni adalah kompas moral yang memandu kita untuk hidup jujur, selaras kata dan perbuatan, tidak berpura-pura, dan tidak mendua hati. Hati nurani yang murni juga akan memunculkan rasa bersalah pada diri kita saat kita berbuat salah. Youth, milikilah hati nurani yang murni yang senantiasa diasah lewat kebenaran firman Tuhan.

 

1. Bagaimana Paulus merespons tuduhan orang Yahudi kepadanya?

2. Bilamana hati nurani yang murni berperan dalam kehidupan kita?

 

 

Pokok Doa:

Peka dengan hati nurani di tengah kebisingan hidup.