Kolose 1:15-17

Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan, karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu ….

(Kolose 1:15-16)

“Si X adalah ikon anak muda masa kini.” Pernahkah kamu mendengar kalimat seperti itu? Ya, kata “ikon” dalam bahasa populer biasanya dipahami secara terbatas sebagai seseorang yang pertama kali menerapkan sebuah tren baru tertentu yang muncul di masyarakat. Atas inisiatifnya itu, seorang yang disebut sebagai “ikon” kemudian dianggap menjadi panutan di kalangan tertentu. Sebagai remaja, kamu pasti punya ikon-ikon yang kamu jadikan panutan, bukan? Misalnya, artis X yang menjadi “ikon gaya berbusana” atau selebgram Y yang menjadi “ikon food vlogger ” di Indonesia, dan sebagainya. Sangat wajar kamu mengidolakan sosok tertentu di masa remaja; dan oleh karenanya, kamu juga berkeinginan meniru segala hal yang berkaitan dengan dirinya, seperti model rambut, gaya berbicara, dan gaya berbusana.

Dalam suratnya kepada jemaat Kolose, Rasul Paulus ternyata juga pernah menyebut soal ikon, “Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan …” (ay. 15). Tahukah kamu bahwa dalam bahasa Yunani, istilah “gambar Allah” disebut eikon tou Theou ? Yesus tidak lain adalah “ikon atau gambar Allah” itu sendiri. Melalui Yesus, dunia ini dapat melihat Allah yang tidak pernah dilihat oleh siapa pun sebelumnya, “Tidak seorang pun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya” (Yoh. 1:18).

Teens, kalau kamu bisa punya ikon tertentu yang menjadi panutanmu di media sosial, maka pertanyaannya adalah apakah kamu juga sudah menjadikan kehidupan, pengajaran, dan karya Yesus sebagai panutan dalam hidupmu? Rasul Paulus mengatakan bahwa Yesus adalah “ikon Allah” yang lebih utama dari segala yang diciptakan (ay. 15). Kalau kamu saja tahu warna kesukaan ikon kamu, apakah kamu juga rindu mencari tahu apa yang menjadi kesukaan Sang “ikon Allah” itu?