Lukas 20:27-38

Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup.

(Luk. 20:38)

 

 

Jika surga dan neraka tak pernah ada, masihkah kau bersujud kepada-Nya? Jika surga dan neraka tak pernah ada, masihkah kau menyebut nama-Nya? Dua kalimat ini adalah cuplikan lirik lagu berjudul “Jika Surga dan Neraka Tak Pernah Ada”. Lagu yang dirilis tahun 2004 ini adalah hasil kolaborasi dua musisi ternama Indonesia: Chrisye dan Ahmad Dhani. Lagu ini mengajak kita merenungkan makna surga dan neraka tatkala kita menjalani hidup di dunia.

 

Orang Saduki tidak menerima konsep kebangkitan. Pertanyaan mereka kepada Yesus adalah untuk mengejek konsep kebangkitan. Itulah sebabnya mereka membandingkan begitu saja undang-undang perkawinan di dunia dengan konsep kebangkitan. Mereka menganggap bahwa keadaan nanti setelah kebangkitan (baca: surga) akan sama seperti di dunia. Contohnya, ada kawin-mawin. Yesus mengkritik keras hal ini. Yesus mengatakan dengan tegas bahwa Allah bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup. Artinya, ketimbang berbicara banyak tentang kehidupan nanti di surga, lebih baik berbicara tentang kehidupan yang dijalani saat ini. Tentang surga biarlah menjadi hak prerogatif Allah.

 

Youth, janganlah menggantungkan iman kita pada keberadaan surga sebagai tempat tertentu. Alih-alih bicara soal surga, lebih baik kita berbicara tentang hidup yang sekarang sedang dijalani. Hidup kita sekarang semestinya adalah hidup yang mempersaksikan Allah yang hidup yang hadir di tengah pergumulan kita. Itulah surga di dunia ini—keadaan di mana Allah memerintah. Karena itu, marilah kita hadirkan surga di dalam hidup kita kini dan di sini.

 

1. Apakah jawaban Yesus atas pertanyaan yang diajukan oleh orang Saduki?

2. Jika surga tidak ada, masihkah Anda beriman kepada Allah? 

 

 

Pokok Doa:

Mampu menghadirkan surga di tengah hidup yang sedang dijalani.